Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awas! Ini Risiko jika Suku Bunga Fed Setara BI Rate 5,75%

Ekonom mengingatkan risiko yang akan terjadi jika suku bunga The Fed setara dengan BI Rate di level 5,75 %
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Kamis (18/10/2023). Pasar pun menunggu keputusan arah suku bunga The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS), pada pertemuan FOMC 31 Oktober dan 1 November 2023.

Pasar mengekspektasikan bahwa The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga di 5,25-5,50% pada pertemuan mendatang. Namun, terbukanya peluang untuk menaikkan suku bunga tetap ada.

Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja AS terakhir, inflasi di negara itu mencapai 0,4% secara bulanan pada September 2023. Secara tahunan, inflasi di AS mencapai 3,7%.

Sementara itu, inflasi inti AS pada periode yang sama masih tercatat tinggi, sebesar 4,1% secara tahunan atau 0,3% secara bulanan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang belum mencapai puncaknya, sejalan dengan data inflasi yang masih tinggi, semakin meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global, juga tekanan pada aliran modal dan nilai tukar mata uang negara emerging markets, termasuk Indonesia.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI akan kembali mempertahankan suku bunga acuan di tingkat 5,75 persen pada RDG bulan ini.

Meski demikian, dia menilai bahwa tekanan pada nilai tukar rupiah yang berlangsung saat ini memang membuka ruang bagi BI untuk mengerek suku bunga.

“Memang tekanan rupiah saat ini membuka ruang untuk BI naikkan suku bunga menimbang Fed yang semakin uncertain dalam menentukan arah bunga acuannya dan likuiditas global yang menurun,” katanya kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).

Apalagi, tekanan pada aliran modal dan nilai tukar rupiah akan semakin meningkat jika suku bunga Bank Indonesia atau BI rate dan Fed Funds Rate menjadi setara pada level 5,75%.

Bisnis mencatat, nilai tukar rupiah dibuka melemah di level Rp15.725 pada perdagangan hari ini, (Rabu (18/10/2023). Rupiah melemah 0,06% atau 9,50 poin, sementara indeks dolar AS melanjutkan penguatan ke level 106,26.

Berdasarkan data BI, aliran modal asing tercatat keluar dari pasar keuangan domestik, sebesar Rp4,32 triliun, pada pekan lalu.

Jumlah tersebut terdiri dari jual neto Rp4,62 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp100 miliar di pasar saham, dan beli neto Rp400 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Faiz mengatakan diperlukan upaya mitigasi dari BI untuk menarik arus modal asing jika opsi kenaikan suku bunga tidak ditempuh oleh BI, misalnya dengan menerbitkan instrumen lain atau memodifikasi instrumen yang ada saat ini.

“Kita melihat BI masih akan menjaga bunga acuan sebagaimana sinyal BI sejauh ini,” tutur Faiz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper