Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Imbas Perang Israel vs Hamas, RI Cari Alternatif Sumber Impor BBM

Pemerintah menjajaki peluang impor BBM dan minyak mentah dari negara-negara lain untuk mengantisipasi dampak perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menjajaki peluang impor bahan bakar minyak (BBM) dan minyak mentah (crude) dari negara-negara lain menyusul situasi perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, penjajakan itu dilakukan untuk mengantisipasi tensi geopolitik yang makin memanas di Kawasan Timur Tengah sepekan terakhir. 

“Tentu berdampak ke harga minyak, kalau Iran sudah masuk, Arab Saudi sudah masuk ya berdampak bisa besar tapi sekarang ya masih tidak tahu larinya ke mana,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (16/10/2023). 

Saat ini, kata Tutuka, Indonesia mayoritas mengimpor minyak dari Arab Saudi dan Nigeria. Dia mengkhawatirkan pasokan minyak mentah dan BBM bisa terganggu jika negara-negara sekutu penghasil minyak besar itu ikut terlibat pada perang tersebut. 

Dengan demikian, dia mengatakan, manuver pemerintah untuk menjajaki peluang impor dari sejumlah negara menjadi krusial saat ini untuk mengantisipasi dampak pasokan dan harga minyak hingga akhir tahun mendatang. 

“Intinya kita terbuka untuk mencari sumber minyak dari mana saja, sekarang kan kita impor minyak paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria,” kata dia. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti ihwal kemungkinan harga BBM domestik kembali mengalami kenaikan di tengah perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina saat ini. 

Kemungkinan itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-6 Projo di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (14/10/2023). 

“Ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, pertamax, pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tetapi bisa kejadian,” kata Jokowi. 

Dia beralasan perang itu bakal ikut mendorong naik sentimen harga minyak mentah dunia saat ini. Apalagi belakangan, negara-negara produsen minyak besar seperti Rusia dan Arab Saudi menahan produksi dan kuota ekpsor mereka hingga akhir tahun ini.

Adapun, harga minyak mentah global diperdagangkan dalam kisaran sempit pada awal perdagangan Senin (16/10/2023), di tengah tertundanya rencana Israel meluncurkan serangan darat di Jalur Gaza. Sementara itu, harga batu bara melonjak pekan lalu di tengah laporan data impor China. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak November 2023 melemah 0,05% atau 0,04 poin ke level US$87,65 per dolar AS pada pukul 06.25 WIB. 

Sementara itu, minyak patokan Brent kontrak Desember 2023 terpantau stabil di level US$90,89 per barel. Brent diperdagangkan mendekati US$91 per barel setelah melonjak hampir 6% pada hari Jumat dan mencatat kenaikan mingguan yang cukup besar. 

Selama akhir pekan, para pejabat AS bergegas untuk berbicara dengan negara-negara Timur Tengah, termasuk pembicaraan melalui jalur belakang dengan Iran untuk meredam konflik. Menteri Luar Negeri Antony Blinken kembali ke Israel pada hari Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper