Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Israel vs Hamas Memanas, Harga BBM RI Bakal Ikut Terimbas?

Menteri ESDM Arifin Tasrif tengah mengantisipasi potensi lonjakan harga minyak mentah di tengah intensitas perang antara Hamas dan Israel. Harga BBM aman?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif di Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023)./ BISNIS - Lukman Nur Hakim
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif di Kementerian ESDM, Jumat (4/8/2023)./ BISNIS - Lukman Nur Hakim

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tengah mengantisipasi potensi lonjakan harga minyak mentah di tengah intensitas perang antara Hamas dan Israel saat ini. 

Arifin berharap harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri tetap solid kendati dinamika politik global yang saat ini dipengaruhi banyak dari askelasi perang di kawasan tersebut. 

“Jadi harga minyaknya kemarin US$86 per barel, kemarin sempat tembus US$90 per barel, kita berharap jangan naik-naik dari US$90 lah,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/10/2023). 

Arifin berharap harga BBM di dalam negeri tetap terjaga selepas harga minyak mentah yang terlihat stabil kendati di tengah perang saat ini. 

“Dengan adanya itu berarti kita masih bisa menjaga keberadaan keberlangsungan BBM kita di dalam negeri di dalam situasi jelang pemilu semuanya agar tenang,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak mentah mengalami koreksi sehingga menghapus sebagian besar lonjakan serangan Hamas terhadap Israel pada akhir pekan.  

Harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$83 per barel setelah turun pada hari Rabu (11/10/2023), menyusul laporan New York Times bahwa intelijen AS menunjukkan bahwa Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel.  

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/10/2023), harga WTI untuk pengiriman November turun 0,3 persen menjadi US$83,23 per barel pada pukul 07.14 pagi waktu Singapura, sementara harga minyak Brent untuk pengiriman Desember ditutup 2,1 persen lebih rendah pada US$85,82 per barel. 

Hal ini dapat mengurangi kemungkinan sanksi tambahan terhadap minyak Iran dan membantu mencegah negara tersebut dan proksi di seluruh Timur Tengah untuk terlibat dalam konflik.  

Sementara itu, American Petroleum Institute yang didanai oleh industri melaporkan peningkatan besar dalam persediaan, menurut orang-orang yang mengetahui data tersebut.   

Namun, persediaan di Cushing, Oklahoma - titik pengiriman untuk WTI - terlihat kembali turun menuju level yang sangat rendah setelah kenaikan kecil minggu lalu. Data resmi akan dirilis pada hari ini, begitu juga dengan laporan pasar minyak bulanan dari OPEC dan Badan Energi Internasional.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper