Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol karbon di sektor industri dapat tercapat pada 2050 atau 10 tahun lebih cepat dibandingkan target NZE nasional pada 2060.
Berdasarkan data yang ditunjukkan Kemenperin, tingkat emisi gas rumah kaca sektor industri pada 2022 mencapai 238,1 juta ton CO2e atau naik dibandingkan 2021 sebesar 222,9 juta ton CO2e.
Tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor industri di Indonesia sepanjang 2015-2022 sebesar 8-20 persen dibandingkan dengan total emisi GRK nasional.
Adapun, komposisi sumber emisi sektor manufaktur tahun 2022 paling besar yakni energi industri (64 persen), limbah industri (24 persen) dan Industrial Process and Product Use (12 persen).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan di tengah tantangan global terkait perubahan iklim, Indonesia memerlukan tindakan tegas untuk mengurangi tingkat emisi gas rumah kaca.
"Kami ingin target NZE di sektor industri lebih cepat 10 tahun dari target NZE nasional. Hal ini memerlukan koordinasi yang baik dengan kementerian dan lembaga terkait," kata Agus dalam Rapat Kerja Kemenperin di Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Baca Juga
Dekarbonisasi merujuk pada proses mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Apalagi, Indonesia merupakan kontributor utama emisi karbon di tingkat regional.
Di samping itu, optimisme NZE pada tahun 2050 datang dari upaya dekarbonisasi yang diklaim sukses. Hal ini terlihat dari capaian penurunan emisi gas rumah kaca sektor industri 2015-2022.
Pada tahun 2022, upaya dekarbonisasi telah berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 53,9 juta ton CO2e. Emisi baseline Business as Usual (BaU) tanpa aksi mitigasi adalah sebesar 292,0 juta ton CO2-ekuivalen dan emisi aktual (industri telah melakukan aksi mitigasi) adalah 238,05 juta ton CO2-ekuivalen.
Di samping itu, target penurunan emisi GRK untuk komponen IPPU pada tahun 2030 sebesar 7 juta ton CO2e, sementara realisasi penurunan emisi IPPU pada tahun 2022 telah mencapai 7,138 juta ton CO2e atau 102 persen dari target tersebut.
"Hal ini menunjukkan optimisme bahwa upaya dekarbonisasi di sektor industri bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Oleh karena itu, apabila target NZE secara nasional dicapai pada tahun 2060, maka kita harus berkomitmen untuk dapat mencapai target NZE di sektor industri lebih cepat, yaitu pada tahun 2050," pungkasnya.
Salah satu urgensi dekarbonisasi di sektor industri yakni adanya regulasi negara tujuan ekspor Indonesia yang mewajibkan praktik berkelanjutan seperti CBAM (Carbon Boarder Adjustment Mechanism) dan EUDR (EU Deforestation Regulation).
Kemudian, adanya kerentanan akibat perubahan iklim dan bencana yang mengakibatkan gagal panen dan krisis air yang mengganggu pasokan bahan baku industri dan berdirinya pasar karbon nasional dan menggeliatnya pasar modal dan investasi yang mengadopsi aspek keberlanjutan terutama dekarbonisasi.