Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moeldoko Blak-blakan soal Nasib Proyek Jet Tempur Korsel KF-21 Boramae

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bicara blak-blakan soal nasib proyek jet tempur RI-Korsel KFX/IFX atau KF-21 Boramae.
Pesawat tempur KF-21 Boramae saat menjalani uji terbang (flight test) di Sacheon, provinsi Gyeongsang, Korea Selatan pada Jumat (2/6/2023). Dok. Korea Aerospace Industries (KAI).
Pesawat tempur KF-21 Boramae saat menjalani uji terbang (flight test) di Sacheon, provinsi Gyeongsang, Korea Selatan pada Jumat (2/6/2023). Dok. Korea Aerospace Industries (KAI).

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengadakan pertemuan dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan Bappenas untuk membahas langkah lanjutan program kerja sama pengembangan pesawat jet tempur bersama Korea Selatan KFX/IFX atau KF-21 Boramae.

Pertemuan antara Moeldoko dengan Kemenhan, Kemenkeu, Kemenlu, dan Bappenas tersebut berlangsung di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/10/2023).

Moeldoko menilai terdapat tiga isu besar yang hadir dalam keberlangsungan program kerja sama jet tempur KF-21 Boramae, yaitu mengenai hak kekayaan intelektual, sistem perjanjian, serta hak pemasaran.

Ketiga isu tersebut, menurut Moeldoko, perlu segera dicarikan solusi untuk melanjutkan keberlangsungan kerja KF-21 Boramae. 

“Pada kerja sama ini juga ada pertaruhan hubungan politik kedua negara [Indonesia dan Korsel], jangan sampai ini dipertaruhkan dan harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh,” kata Moeldoko dalam keterangan resmi, Selasa (3/10/2023). 

Selain mengenai harmonisasi kerja sama bilateral RI-Korsel, Moeldoko juga menyampaikan adanya pelibatan transfer teknologi dari proyek jet tempur KF21 Boramae.

“Proyek ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM kita, agar insinyur-insinyur kita bisa menguasai teknologi yang juga lebih advance,” ujarnya.

Sebagaimana sebelumnya telah disampaikan bahwa alokasi cost share sempat mengalami penundaan, sehingga diperlukan renegosiasi terkait permasalahan ini. 

Jika mengacu pada perjanjian awal, maka tahapan engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek jet tempur tersebut rampung pada 2026. Namun, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Indonesia masih harus melunasi pembayaran cost share kepada pihak Korsel, yaitu Korea Aerospace Industries (KAI).

Dari sisi anggaran, Moeldoko menyampaikan bahwa perihal tersebut sudah menjadi keputusan dari Kementerian Keuangan.

“Awalnya kita semangat lalu poco-poco [maju-mundur] dan sekarang kita semangat lagi namun keuangan negara berkehendak lain,” ungkapnya. 

Sebagai informasi Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur KFX/IFX. Dua negara bersepakat dalam proyek US$8 miliar atau Rp121,35 triliun.

Dalam proyek itu, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi jet tempur. Proyek itu diperkirakan akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korsel dan 48 unit jet tempur untuk Indonesia. Sesuai kesepakatan, Indonesia menanggung 20 persen dari total pembayaran.

Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Moeldoko juga menyebut akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan tepat pada Hari TNI mendatang, 5 Oktober 2023.

“Saya akan coba bicarakan terkait kerja sama ini juga nanti,” pungkas Moeldoko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper