Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Harga BBM, Inflasi di Turki Tembus Level Tinggi Baru (ytd)

Kenaikan harga minyak membuat inflasi Turki terkerek ke level tertinggi tahunan yang baru.
 Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Akibat biaya energi yang tinggi, inflasi turki kemudian meningkat melampaui 61 persen. Level inflasi ini merupakan yang pertama kalinya pada 2023. 

Inflasi yang meningkat tersebut terjadi lantaran biaya energi yang tinggi. Panasnya harga energi mempersulit upaya menjaga permintaan domestik. Saat yang sama bank sentral terus menekan inflasi dengan kenaikan suku bunga yang sangat besar. 

Menurut kantor statistik Turki, dengan meningkatnya biaya pangan, laju kenaikan harga tahunan melonjak menjadi 61,5 persen pada September 2023. Level ini mendaki dari kondisi Agustus 2023 yang mencapai 59 persen.

Ekonom Bloomberg, Selva Bahar Baziki Mengatakan bahwa mereka memperkirakan bahwa inflasi Turki akan mencapai puncak sekitar 70 persen pada kuartal II/2024, sebelum melambat ke tingkat akhir tahun sekitar 40 persen pada 2024. 

“Kami melihat kenaikan harga yang lebih tinggi sebagai skenario risiko yang mungkin terjadi, jika mata uang melemah lebih lanjut atau ada kenaikan harga minyak yang berkelanjutan,” jelasnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (3/10). 

Bank sentral Turki telah memulai siklus kenaikan suku bunga besar-besaran secara berturut-turut, untuk mengendalikan permintaan domestik yang telah menjadi pendorong utama inflasi selama 2 tahun terakhir. 

Kebijakan bank sentral ini menjadi dilema karena Presiden Recep Tayyip Erdogan mengejar  kebijakan pro-pertumbuhan. Langkah yang diambil yakni biaya pinjaman yang rendah menjelang pemilihan umum tahun ini. 

Bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan lebih dari tiga kali lipat menjadi 30% sejak tim ekonomi baru Turki dibentuk pada bulan Juni 20023.

Namun, inflasi tidak dapat dikendalikan oleh otoritas moneter telah muncul pada periode yang sama. 

Patokan minyak mentah internasional yakni Brent, telah melonjak hampir 30 persen mendekati US$100 per barel sejak awal Juni 2023. Turki juga importir energi yang besar dan estimasi bank sentral untuk harga minyak rata-rata tahunan saat ini adalah US$79,4. 

Erol Gurcan, Kepala Ekonom Yatirim Finansman berpendapat bahwa dengan mempertimbangkan tren kenaikan harga minyak, kampanye pengetatan moneter bank sentral mungkin juga perlu ditingkatkan ke level yang lebih tinggi dari yang dibayangkan sebelumnya.

Dengan meningkatnya biaya energi juga memberikan tekanan pada nilai tukar lira. Padahal Turki juga berusaha untuk menstabilkannya sebagai bagian dari upayanya untuk melawan inflasi. 

Ahli strategi Bank of America Corp. memperkirakan mata uang Turki melemah menjadi 30 per dolar pada kuartal terakhir 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper