Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Nilai China Mulai Stabil, Beri Saran Reformasi Ekonomi

IMF melihat stabilisasi terhadap perekonomian Negeri Tirai Bambu telah tercermin dari data-data terbaru.
Bendera China berkibar di konsulat China di Amerika Serikat. Bloomberg/ Getty Images
Bendera China berkibar di konsulat China di Amerika Serikat. Bloomberg/ Getty Images

Bisnis.comJAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) melihat sejumlah data terbaru menunjukkan ekonomi China berada dalam tanda menuju stabilitas yang baik.

Juru Bicara Utama IMF Julie Kozack dalam konferensi rutin kepada media mengatakan bahwa China dapat mencapai pertumbuhan sekitar 5 persen pada 2023.  Mereka juga meyakini bahwa China dapat mempercepat pertumbuhannya dalam jangka menengah jika mengambil langkah-langkah untuk mereformasi ekonominya agar lebih seimbang antara investasi dan pengeluaran konsumen. 

Proyeksi rincinya juga akan diumumkan ketika IMF menerbitkan laporan Prospek Ekonomi Dunia, selama pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Marrakech, Maroko, pada 10 Oktober 2023. Lini di bawah bank dunia itu memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB China akan melambat menjadi 3,5 persen pada jangka menengah, namun dapat dipercepat melalui reformasi ekonomi. 

Sebagai catatan, pandangan IMF cukup sejalan dengan perkiraan swasta, lantaran pemulihan China dari pandemi Covid-19 menurun secara besar-besaran dalam sektor properti yang membebani permintaan konsumen. 

Selain itu, terdapat juga utang yang membengkak akibat dari investasi infrastruktur selama puluhan tahun dan perusahaan-perusahaan yang enggan berinvestasi. 

Beberapa analis juga melihat adanya risiko yang meningkat bahwa China akan memasuki era stagnasi seperti Jepang, dengan populasi yang menua dan pertumbuhan produktivitas yang melambat. 

Perlambatan China kemudian juga membuat beberapa penasihat pemerintah di China untuk menyerukan reformasi yang lebih mendalam. Namun yang lain menyarankan belanja negara yang lebih kuat untuk meningkatkan pertumbuhan. 

Kozack juga menuturkan bahwa setelah perlambatan besar-besaran sejak kuartal I/2023, data-data yang baru-baru ini sedikit lebih beragam dengan beberapa tanda stabilisasi. 

"Kami memperkirakan pertumbuhan China akan melambat menjadi sekitar 3,5 persen karena hambatan demografis dan melambatnya pertumbuhan produktivitas,” kata Kozack, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/92023). 

Namun, mereka juga berpendapat bahwa pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah dapat dicapai oleh China. Menurutnya, China perlu memanfaatkan peluang untuk menyeimbangkan kembali perekonomiannya, melalui dukungan kebijakan makroekonomi jangka pendek dan reformasi jangka menengah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper