Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wanti-Wanti Wakil Sri Mulyani Soal Suku Bunga Pinjaman Bank

Suku bunga pinjaman di bank menjadi salah satu indikator yang diwaspadai pemerintah dapat menekan perekonomian. Termasuk arah bank sentral negara ekonomi besar.
Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik pada Selasa (2/8/2022). Dok. Youtube Bisnis Indonesia
Wakil Menteri Keuangan RI Suahasil Nazara dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook 2022: Prospek Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik pada Selasa (2/8/2022). Dok. Youtube Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut tingkat suku bunga perbankan diramal cukup tinggi meski inflasi mulai bergerak turun. Saat yang sama terjadi ketidakpastian ekonomi global.

“[Diperkirakan] suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka yang lebih panjang, maka kita harus memperhatikan hal ini,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara IFG International Conference 2023 di Jakarta, Selasa (19/9/2023)..

Suahasil menyebut saat ini Indonesia mampu menjaga inflasi kembali ke level cukup rendah. Akan tetapi, tekanan suku bunga dan ketidakpastian perekonomian menjadi tantangan yang terus dicermati. "Pemerintah sampai saat ini sangat waspada terhadap kondisi ekonomi,” ujarnya.

Dia menjelaskan inflasi yang tinggi secara global telah menyebabkan banyak negara melakukan onshore dan offshore guna menjaga perekonomian negaranya.

Pembiayaan onshore adalah pembiayaan yang berasal dari dalam negeri sendiri. Di Indonesia, skema ini dijalankan pemerintah melalui obligasi negara (SBN, SBR, Sukuk) hingga kerja sama dengan Bank Indonesia. Sedangkan pembiayaan offshore sebaliknya yakni pembiayaan dari luar negeri baik dalam bentuk pinjaman langsung, hibah, hingga penerbitan obligasi global. 

Menurut Wakil Sri Mulyani di Kementerian Keuangan ini, saat tekanan suku bunga masih besar, Indonesia mampu tumbuh5,17 persen pada kuartal II/2023. Selain itu, Suahasil menyatakan bahwa APBN juga masih berada pada jalur yang diharapkan. Pasalnya, dalam 3 tahun terakhir pada saat pandemi Covid-19 melanda, Indonesia menerapkan kebijakan fiskal sebagai solusi terdepan bagi sektor ekonomi agar bisa mengatasi kesehatan dan perlindungan sosial.

Meski demikian, dampak menjadikan APBN garda terdepan perlindungan ekonomi dan kesehatan, maka terjadi defisit yang lebih lebar. Saat ini, kata dia, defisit fiskal kembali ke level seperti yang telah ditetapkan dan ekonomi tetap tumbuh. 

Dalam beberapa kasus di negara lain, dia menjelaskan, pengetatan belanja negara melalui pengurangan defisit akan mengguncangkan perekonomian secara keseluruhan. 

“Ini berbeda dengan Indonesia, meskipun kita melakukan konsolidasi anggaran fiskal, perekonomian kita terus bertumbuh dan pertumbuhannya hingga 5,2 persen pada kuartal terakhir,” pungkas Suahasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper