Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Ini Penyebab Impor Agustus 2023 Turun 3,53 Persen

BPS mengungkapkan penyebab impor turun 3,53 persen pada Agustus 2023.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2023 mencapai US$18,88 miliar atau turun 3,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor migas sebesar US$470 juta atau 15,01 persen dan non migas sebesar US$220,5 juta atau 1,34 persen.

"Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah US$572,8 juta [46,46 persen] dan hasil minyak US$17,9 jut. Namun, impor gas naik US$120,7 juta," ujar Amalia saat pemaparan Rilis Berita Statistik di Jakarta, Jumat (15/9/2023).

Amalia menyebutkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor Januari-Agustus 2023 mengalami penurunan sebesar US$12,5 miliar atau 7,83 persen.

Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya impor migas sebesar US$5,18 miliar (18,78 persen) dan nonmigas US$7,31 miliar (5,54 persen). Selain itu, Penurunan nilai impor migas dipicu oleh turunnya impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah US$666,5 juta (8,88 persen), hasil minyak US$3,42 miliar (20,70 persen), dan gas US$1,09 (30,64 persen).

Lebih lanjut, dia mengatakan impor golongan barang nonmigas turun paling besar pada Agustus 2023 dibandingkan Juli 2023 adalah kapal, perahu, dan struktur terapung senilai US$198,0 juta (62,31 persen). Sementara itu, peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan US$138,7 juta (42,59 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Agustus 2023, yaitu China sebesar US$40,72 miliar (32,65 persen), Jepang sebesar US$11,15 miliar (8,94 persen), dan Thailand US$6,95 miliar (5,57 persen).

"Impor non migas dari Asean US$20,62 miliar [16,53 persen] dan Uni Eropa US$9,65 miliar [7,74 persen]," jelasnya. 

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Agustus 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$2,74 miliar (11,85 persen) dan barang konsumsi US$996,2 juta (7,66 persen). Sementara impor bahan baku/penolong turun US$16,23 miliar dolar AS (13,14 persen).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper