Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indarwati, mengatakan Indonesia perlu dana sekitar US$280 miliar untuk menekan emisi karbon saat ini.
Sri Mulyani mengatakan uang tersebut nantinya digunakan untuk mempensiunkan atau menghentikan penggunaan batu bara guna menakan emisi karbon.
“Kami dapat menghentikan penggunaan batu bara secepat mungkin, Indonesia bisa menyampaikan kontribusi untuk pengurangan Co2, namun membutuhkan lebih dari US$280 miliar,” kata Sri Mulyani dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt, Kamis (7/9/2023).
Untuk anggaran dekarbonisasi sendiri, Sri Mulyani menyebut bahwa negara hanya menanggung sebesar 30 persen saja. Dengan angka yang cukup besar, Sri Mulyani mengharapkan adanya bantuan pinjaman dari kemitraan atau lainnya untuk
“Anggaran kita hanya 30 persen dari uang negara (APBN), ini berarti kita membutuhkan keuangan campuran agar kita bisa membuat platform atau kemitraan,” ujarnya.
Dalam paparannya pada acara ISF ini, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa setiap adanya pertumbuhan ekonomi akan dibarengi dengan pertumuhan energi juga.
Baca Juga
Dengan bertambahnya pertumbuhan energi akan membuat emisi semakin berkembang. Sri Mulyani menyampaikan perlu adanya investasi pada bidang energi terbarukan untuk menekan emisi karbon akibat pertumbuhan energi.
“Jadi bagaimana kita bisa mensinkronkan antara pertumbuhan ekonomi dan energi tanpa memperburuk emisi karbon. Salag satunya kita harus berinvestasi lebih banyak pada energi terbarukan,” ucap Sri Mulyani.