Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Pungut Pajak Ekspor Beras 20 Persen, Bulog: Tak Berdampak ke RI

Bulog memastikan rencana India mengenakan pajak ekspor sebesar 20 persen untuk beras pratanak tidak memberikan dampak ke Indonesia.
Aktivitas perdagangan beras di Pasar Induk Cipinang, Kamis (10/8/2023)./ BISNIS - Dwi Rachmawati
Aktivitas perdagangan beras di Pasar Induk Cipinang, Kamis (10/8/2023)./ BISNIS - Dwi Rachmawati

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog memastikan adanya rencana India mengenakan pajak ekspor sebesar 20 persen untuk beras pratanak (parboiling rice) tidak memberikan dampak ke Indonesia.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menyampaikan, Indonesia tak lagi impor beras pratanak sehingga kebijakan tersebut tidak akan berdampak terhadap harga maupun stok beras nasional.

“[Pungutan 20 persen] nggak [berdampak],” katanya kepada awak media, dikutip Selasa (29/8/2023)

Iqbal menuturkan, Indonesia sempat mengimpor beras pratanak pada 2016. Itu merupakan pertama dan terakhir kalinya Indonesia impor beras pratanak. 

Kementerian Keuangan India sebelumnya mengumumkan akan memungut pajak ekspor untuk beras pratanak sebesar 20 persen pada Jumat (25/8/2023). 

Presiden Asosiasi Eksportir Beras B. V. Krishna Rao mengatakan, adanya rencana tersebut akan membuat harga-harga dalam negeri turun dan dapat membantu pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan.

Selain itu, harga dunia diprediksi naik dan para pembeli harus menyerap kenaikannya.

“Akan ada negosiasi ulang antara pembeli dan penjual pada beberapa kontrak,” ujarnya.

Beras pratanak diketahui menyumbang sekitar sepertiga dari total pengiriman beras India. Adapun, beras pratanak merupakan gabah yang mengalami proses pengolahan dengan beberapa tahapan, yaitu perendaman, pengukusan, pengeringan, dan penggilingan. Tujuannya untuk meningkatkan nilai nutrisi dan mengubah tekstur nasi.

Kebijakan India terhadap bahan pangan bukanlah yang pertama. Pada Juli 2023, India telah melarang ekspor beras patah (broken rice) dan beras putih non-basmati. India juga membatasi pengiriman gandum dan gula, serta membatasi penimbunan beberapa hasil panen.

India juga tengah mempertimbangkan untuk menghapus pungutan impor sebesar 40 persen untuk gandum, tomat, bawang dan biji-bijian dari cadangan negara untuk meningkatkan pasokan domestik.

Meski aturan ini mulai berlaku 25 Agustus 2023, para eksportir yang memiliki surat yang sah sebelum perintah pemerintah masih diizinkan untuk mengirimkan biji-bijian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper