Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Penjualan Lesu, Kapitalisasi Pasar Apple Anjlok Rp2,4 Kuadriliun

Nilai pasar Apple berada di bawah level US$3 triliun, akibat prospek perusahaan untuk kuartal IV/2023 menimbulkan kekhawatiran atas lemahnya permintaan. 
Warga melewati bagian depan salah satu toko Apple di New York, Amerika Serikat/The Verge
Warga melewati bagian depan salah satu toko Apple di New York, Amerika Serikat/The Verge

Bisnis.comJAKARTA - Nilai pasar Apple Inc. kini berada di bawah level rekor tertingginya senilai US$3 triliun atau sekitar Rp45 kuadriliun. Hal ini akibat prospek produsen iPhone itu untuk kuartal IV/2023 menimbulkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan handset dan gadget lainnya. 

Saham perusahaan turun 4,8 persen pada Jumat, mengakibatkan kapitalisasi pasar menjadi sekitar US$2,85 triliun. Penurunan ini merupakan penurunan terbesar Apple sejak September 2022, anjlok lebih dari US$160 miliar atau sekitar Rp2,4 kuadriliun. Adapun, Apple menjadi perusahaan pertama yang memiliki kapitalisasi pasar US$3 triliun pada Juni lalu. 

Dalam laporannya, Apple mencatatkan penurunan penjualan tiga kuartal berturut-turut. Kemudian, Apple memproyeksikan performa yang sama juga terjadi pada periode ini. 

Rosenblatt Securities menurunkan peringkat saham Apple menjadi netral. Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa Apple kini berada dalam fase pelambatan, walaupun bisnis layanan Apple sedang mengalami percepatan. 

“Pelambatan di AS kemungkinan akan berlangsung sampai kategori produk baru yang signifikan muncul." jelas Rosenblatt Securities, seperti dikutip dari Bloomberg pada Sabtu (5/8). 

Penilaian terhadap Apple kemudian membuat para investor menjadi khawatir. Namun, reaksi terhadap Apple juga tidak selalu negatif dengan Citi yang optimistis dengan langkah selanjutnya. 

Meskipun mengalami penurunan, saham Apple pada tahun ini telah mengalami kenaikan sebesar 40 persen, sejajar dengan performa Indeks Nasdaq 100. 

Tantangan yang Dihadapi Apple

Sebelumnya, Analis riset senior di Neuberger Berman Daniel Flax mengatakan bahwa lingkungan industri secara keseluruhan masih menantang bagi kinerja Apple. 

Menurutnya, konsumen menghadapi tekanan dari suku bunga umum dan inflasi yang lebih tinggi. Ada banyak arus silang yang tidak dapat dihindari oleh Apple dan perusahaan lain juga menghadapi hal tersebut. 

Eksekutif perusahaan juga mengatakan bahwa kinerja Apple terhambat oleh kurs valuta asing yang merugikan kinerja keuangan. Penguatan dolar menggerus pendapatan perusahaan, di mana sebagian besar berasal dari luar negeri. 

CFO Apple Luca Maestri bersama dengan CEO Apple Tim Cook menekankan bahwa penjualan akan naik secara tahunan jika nilai tukar mata uang tetap konsisten.

Dapat diketahui juga bahwa pada kuartal sebelumnya, Apple tidak merilis banyak produk baru selain Mac dan Macbook Air. Namun, situasinya akan berbeda pada kuartal berikutnya karena iPhone 15 dan Apple Watch diperkirakan akan dirilis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper