Bisnis.com, JAKARTA - Yum Brands, yakni perusahaan yang memiliki brand KFC, Pizza Hut dan Taco Bell memperoleh penjualan dan keuntungan kuartalan yang melampaui perkiraan.
Penjualan dan keuntungan kuartalan Yum Brands yang diluar perkiraan, sebanding dengan KFC karena adanya permintaan yang kuat dalam gerai tersebut, dimana menyajikan makanan yang lebih murah dan penawaran promosi restoran.
Berbeda dengan gerai makanan cepat saji Yum Brands lainnya, penjualan KFC melawan dari lesunya penjualan Pizza Hut dan Taco Bell.
Penjualan kuartalan Yum Brands, melonjak 13 persen dan melampaui perkiraan pertumbuhan sebesar 8,29 persen. Hal ini karena KFC berhasil menarik konsumen berpenghasilan rendah yang sendah berjuang dengan harga makanan yang tinggi.
CEO David Gibbs, mengatakan bahwa KFC melihat pertumbuhan terbesar di Amerika Serikat (AS) dengan konsumen berpenghasilan rendah. Penawaran yang diberikan juga menarik pelanggan baru yang lebih muda.
Sebagaimana diketahui, rantai fried chicken tersebut membuka 600 restoran baru di 60 negara pada kuartal tersebut.
Baca Juga
"Ayam telah cukup populer akhir-akhir ini...karena semakin banyak konsumen yang mengonsumsi ayam daripada daging sapi, dan [KFC] benar-benar mengejar pasar itu," kata analis Edward Jones Brian Yarbrough, mengutip pemberitaan Reuters yang dikutip Jumat (4/8/2023).
Bahkan, jaringan restoran AS termasuk McDonald’s dan Chipotle telah mengisyaratkan lebih banyak pengunjung yang memilih ayam pada saat harga daging sapi tinggi.
Yum Brands membukukan pendapatan naik 3 persen menjadi US$1,69 miliar atau sekitar Rp25 triliun, namun lebih rendah dari perkiraan yang mencapai US$1,75 miliar.
Hal tersebut lantaran sebagian besar penjualan yang lemah pada Taco Bell dan Pizza Hut, diluar dari perkiraan.
CFO Chris Turner, mengatakan penawaran nilai Yum Brands juga menarik pelanggan dari tingkat pendapatan yang lebih tinggi, dengan beralih ke restoran cepat saji dengan harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, pelanggan yang sudah ada juga telah meningkatkan frekuensi pembelian mereka.
Menurut data Refinitiv IBES, total penjualan toko yang sama naik 9 persen, mengalahkan perkiraan analis yang sebesar 7,01 persen.