Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Australia memperkirakan tingkat pengangguran meningkat setelah berada pada level rendah dalam 48 tahun terakhir akibat kenaikan suku bunga dan perlambatan ekonomi global.
Saat ini, di tengah inflasi tinggi, tingkat pengangguran pada Mei 2023 bergerak menurun ke level 3,6 persen di saat para ekonom memperkirakan stabil pada level 3,7 persen.
"Sebagaimana perkiraan Bank Sentral dan Kementerian Keuangan, inflasi akan berada pada level moderat untuk beberapa bulan ke depan. Ini juga mempengaruhi tingkat pengangguran," ujar Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (17/7/2023).
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sebelumnya menyatakan angka pengangguran akan meningkat ke level 4,5 persen. Angka ini masih di bawah level sebelum pandemi.
Sebelum menghadiri pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20 di India, Chalmers menyebutkan angka pengangguran di Australia diperkirakan sedikit meningkat, sejalan dengan perlambatan ekonomi sebagai imbas kenaikan suku bunga dan ketidakpastian global.
RBA pada bulan ini memutuskan mempertahankan suku bunga cash rate pada level tertinggi 11 tahun terakhir, yaitu 4,10 persen.
Bank sentral diketahui telah menaikkan suku bunga sebanyak 400 bps sejak Mei 2022 dan menyatakan kemungkinan pengetatan lebih lanjut.
Keputusan tersebut diambil setelah data Juni 2023 dari Biro Statistik Australia melaporkan ekonomi Australia pada kuartal terakhir berada dalam laju paling lambat dalam 1,5 tahun.