Bisnis.com, JAKARTA – Bangladesh secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan koalisi BRICS untuk mengurangi dominasi dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagaimana diketahui, BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Melansir dhakatribune.com, permintaan tersebut diajukan setelah pertemuan antara Perdana Menteri Sheikh Hasina dan Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa di Jenewa pada Rabu lalu.
Sebuah sumber mengatakan bahwa selama diskusi dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina, Presiden Afrika Selatan membahas masalah tersebut secara positif.
Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen menyampaikan bahwa surat resmi mengenai ketertarikan Bangladesh menjadi anggota BRICS telah dikirimkan kepada ketua BRICS saat ini dan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor.
Ketika ditanyakan mengenai hal ini, Sekretaris Urusan Luar Negeri Bangladesh Mas'ud Bin Momen membenarkan minat negara itu untuk bergabung dengan BRICS.
Baca Juga
"Ya, kami telah menyatakan ketertarikan kami dan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan aliansi ini,” katanya, dikutip Senin (19/6/2023).
Adapun, pada KTT BRICS yang dijadwalkan akan berlangsung di Afrika Selatan pada Agustus ini, kemungkinan pertemuan tersebut akan mencakup diskusi terkait keanggotaan baru.
Sebagai informasi, Bangladesh saat ini diakui sebagai ‘Sahabat BRICS’ dan berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri Sahabat BRICS pada Jumat.
Pada 2015, BRICS mendirikan the New Development Bank untuk membantu negara-negara anggotanya dan negara-negara lain.
Setelah melakukan komunikasi diplomatik untuk mendapatkan keanggotaan, Bangladesh merupakan negara pertama yang bergabung dengan bank ini setelah para anggota pendirinya.