Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat 5,75 persen sepanjang 2023.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menilai BI akan berhati-hati dalam menanggapi pandangan terbaru The Fed. Pasalnya, dampak dari transmisi Fed Funds Rate (FFR) di Indonesia akan semakin terlihat melalui imbal hasil obligasi pemerintah.
“Jika imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun terus menurun dan mendekati level 6 persen, kami melihat bahwa BI tidak perlu menaikkan tingkat suku bunga acuan,” katanya, dikutip Minggu (18/6/2023).
Selain itu, menurutnya, jika tingkat inflasi tetap terkelola dengan baik dalam kisaran target BI mulai Juni 2023 hingga Desember 2023, maka ruang untuk kenaikan suku bunga akan terbatas.
Adapun, dari sisi domestik, tingkat inflasi Indonesia tercatat turun ke level terendah dalam 12 bulan terakhir menjadi sebesar 4,00 persen secara tahunan pada Mei 2023. Diperkirakan, inflasi akan terus menurun dan bergerak dalam kisaran target kedepannya.
Pasar obligasi dan pasar saham Indonesia juga terus mencatatkan arus masuk bersih. Meski mengalami penyempitan, Faisal mengatakan, neraca perdagangan Indonesia akan tetap mempertahankan surplus. Faktor-faktor ini akan memberikan dukungan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.
Dari sisi eksternal, imbuhnya, the Fed diperkirakan terus mempertahankan lintasan pengetatan kebijakan moneter yang sedang berlangsung sepanjang 2023, meski terjadi pelonggaran pada tingkat inflasi dan peningkatan pengangguran.
Pendekatan yang konsisten ini bertujuan untuk memastikan penurunan tingkat inflasi yang berkelanjutan. Pada bulan Mei 2023, inflasi umum Amerika Serikat turun menjadi 4,0 persen secara tahunan, menandai level terendah sejak Maret 2021.
Penurunan ini terutama didorong oleh penurunan harga energi dan perlambatan inflasi pangan. Selain itu, tingkat pengangguran AS naik menjadi 3,7 persen pada Mei 2023, mencapai level tertinggi sejak Oktober 2022.
“Secara keseluruhan, kami mempertahankan ekspektasi kami bahwa BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75 persen selama sisa 2023. Namun, penting bagi BI untuk tetap waspada terhadap perkembangan ekonomi global yang masih diwarnai dengan ketidakpastian yang signifikan,” jelasnya.