Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) disebut sedang mengerjakan platform untuk mata uang digital bank sentral (CDBC) yang memungkinkan transaksi antar negara dan berbeda dengan aset kripto.
Mengutip Bloomberg, Senin (19/6/2023) Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa CBDC tidak boleh terfragmentasi proposisi nasional. “Untuk memiliki transaksi yang lebih efisien dan lebih adil, kami membutuhkan sistem yang menghubungkan negara: kami membutuhkan interoperabilitas," jelasnya dalam konferensi yang dihadiri oleh bank sentral Afrika di Rabat, Maroko.
Georgieva juga mengatakan bahwa untuk alasan tersebut, IMF dengan mengerjakan konsep platform CBDC global. IMF ingin bank sentral sepakat tentang kerangka regulasi yang sama untuk mata uang digital, yang memungkinkan interoperabilitas global.
Jika nantinya kesepakatan tidak tercapai, Georgieva mengatakan bahwa mungkin akan muncul kekosongan yang akan diisi oleh koin kripto.
CBDC sendiri adalah mata uang digital yang dikendalikan oleh bank sentral yang terpusat. Sementara, kripto hampir selalu bersifat terdesentralisasi alias berlawanan.
Saat ini sudah ada 114 bank sentral yang membuka peluang CBDC. 10 diantaranya sudah mencapai tahap akhir.
Baca Juga
Georgieva juga mengatakan bahwa jika negara-negara mengembangkan CBDC hanya untuk penggunaan domestik, kita tidak mengoptimalkan kapasitasnya.
Menurutnya, CBDC dapat membantu mendorong inklusi keuangan dan membuat biaya pengiriman uang lebih murah. Biaya rata-rata untuk transfer uang saat ini adalah 6,3 persen, atau sekitar US$44 miliar dolar setiap tahun.
Dia menekankan bahwa CBDC perlu didukung oleh aset dan menambahkan bahwa aset kripto merupakan peluang investasi jika didukung oleh aset. Jika tidak, maka kripto akan menjadi investasi spekulatif.