Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Rapat The Fed, Inflasi AS Mei 2023 Diproyeksi Capai 5 Persen

Profesor Universitas Harvard dan Mantan Menkeu AS Lawrence Summers memperkirakan inflasi AS mencapai 4,5-5 persen.
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg
Seorang warga tengah berbelanja kebutuhan makanan di salah satu pusat perbelanjaan Amerika Serikat (AS)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Lawrence Summers mengatakan bahwa laju inflasi AS tetap sangat panas walaupun cenderung turun dari level 6-12 bulan lalu. 

Mengutip pemberitaan Bloomberg, Senin (12/6/2023) Summers yang juga profesor di Universitas Harvard memperkirakan bahwa inflasi mencapai kisaran 4,5-5 persen pada Mei 2023.

"Amerika Serikat saat ini adalah negara dengan inflasi 4,5-5 persen," ujar Summers dalam telekonferensi Caixin Asia New Vision Forum di Singapura, Senin (12/6).

Nilai Inflasi tersebut masih jauh di atas target sebesar 2 persen, meskipun para pejabat Federal Reserve telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tekanan harga. 

Sebelumnya diberitakan, The Fed akan memantau data inflasi yang dirilis pada Selasa (13/6) sebagai pertimbangan kebijakan moneter dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 13-14 Juni 2023 mendatang. 

Inflasi inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi juga diperkirakan naik 0,4 persen month-on-month (mom), menandakan kenaikan enam bulan berturut-turut yang menjadi alasan mengapa suku bunga mungkin tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama. 

Untuk proyeksi lainnya, inflasi inti tahunan diperkirakan mencapai 5,2 persen yakni laju paling lambat sejak November 2021. Inflasi secara keseluruhan juga diproyeksi turun menjadi 4,1 persen. 

Dalam rapat FOMC, the Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuanya. Dari sisi lain, investor akan fokus pada pembaruan proyeksi kenaikan suku bunga atau Dot plotDot plot The Fed diperkirakan menunjukan rata-rata suku bunga acuan kebijakan pada akhir tahun ini sebesar 5,1 persen.

Sebaliknya, pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan 25 basis poin pada bulan Juli yang diikuti oleh pemangkasan yang sama pada bulan Desember. Selain itu, sejumlah pejabat The Fed telah menekankan bahwa jeda dalam siklus kenaikan seharusnya tidak dilihat sebagai kenaikan terakhir.

Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell juga diperkirakan memilih jeda kenaikan suku bunga untuk menilai dampak dari langkah di masa lalu dan kegagalan perbankan terhadap kondisi kredit dan ekonomi.

Hubungan AS dan China

Dalam kesempatan yang sama, Summers juga mendukung hubungan yang lebih kuat antara AS dan China, serta kerja sama dalam isu-isu seperti perubahan iklim dan diplomasi hutang untuk negara-negara berpendapatan rendah. 

Menurutnya, kedua belah pihak akan mendapatkan yang terbaik jika saling mempromosikan ketergantungan dan keterkaitan antara keduanya. 

"Pada akhirnya, jaminan perdamaian terbaik adalah jika masyarakat kita masing-masing memiliki kepentingan yang luas dalam kesuksesan pihak lain," jelasnya. 

Summers juga sempat mengatakan bahwa real estat komersial adalah salah satu bidang di mana kemungkinan ada ‘pusat krisis’.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper