Bisnis.com, JAKARTA – Perluasan sistem pembayaran melalui QRIS antarnegara terus dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Saat ini, BI diketahui sedang dalam proses kerja sama dengan sejumlah negara, antara lain Singapura, China dan Jepang.
BI berencana memperluas penerapan QRIS dengan bank sentral Singapura, Jepang India, China, dan Korea Selatan.
Saat ini, pembahasan terkait dengan kerja sama pembayaran melalui kode QR tersebut masih terus berlangsung.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta menuturkan bahwa untuk implementasi QRIS di Singapura, kedua negara telah memasuki tahap pengembangan dari sisi teknis.
Sebanyak 3 dari 4 lembaga switching keduanya telah menyelesaikan user acceptance testing.
“Jadi, mereka [lembaga switching] sudah saling mencoba dan terhubung. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah implementasi dengan Singapura,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Kamis (25/5/2023).
Baca Juga
Selain Singapura, Filianingsih menyampaikan BI juga membahas kerja sama dengan bank sentral Jepang dan China.
Untuk Jepang, pembahasan sudah di tahap perjanjian kerahasiaan atau non-disclosure agreement, sementara China baru memasuki tahap awal.
“Dengan Jepang, ada proses pertukaran non-disclosure agreement. Saat ini sedang ada penunjukkan switching dari pihak Jepang. Dengan Tiongkok, sudah dilakukan tahap pertemuan awal dan kami sekarang sedang diskusi secara intens,” tuturnya.
Ke depan, BI berencana melakukan pembahasan kerja sama dengan Korea Selatan dan India.
Beberapa waktu lalu, BI diketahui telah menandatangani kerja sama dengan Bank of Korea terkait penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral.
Sejauh ini, Indonesia telah mengimplementasikan pembayaran QRIS lintas negara dengan Thailand dan Malaysia.
Kerja sama Thailand telah dilakukan sejak Agustus 2022, sementara dengan Malaysia sudah diterapkan sejak 8 Mei 2023.
Sampai dengan Maret 2023, penggunaan QRIS telah mencapai Rp15,35 triliun dengan volume sekitar 153 juta transaksi.
QRIS diperkirakan mampu mencapai 45 juta pengguna, dengan jumlah transaksi menembus angka 1 miliar pada tahun ini.