Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Jepang April 2023 Alami Kenaikan, Dorong Tekanan bagi Bank Sentral

Biro Statistik Jepang melaporkan kenaikan data inflasi di bulan April 2023, mendorong bank sentral Jepang (BOJ) merevisi prospek harga.
Gedung bank sentral Jepang, Bank Of Japan (BOJ), di Tokyo./Bloomberg
Gedung bank sentral Jepang, Bank Of Japan (BOJ), di Tokyo./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) Jepang pada April mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan Maret 2023 sebesar 3,1 persen. 

Data tersebut dilaporkan oleh Biro Statistik Jepang pada Jumat (19/5/2023) yang menunjukan adanya kenaikan inflasi pada April 2023. Angka kenaikan tersebut sejalan dengan proyeksi analis. 

Mengutip dari Bloomberg (19/5/2023) Kementerian Dalam Negeri Jepang melaporkan bahwa IHK tersebut tidak termasuk makanan segar dan didorong oleh kenaikan harga makanan olahan dan hotel. 

Dengan adanya kenaikan ini, maka mendukung pandangan bank sentral Jepang (BOJ) untuk merevisi prospek harganya dan selangkah lebih dekat pada normalisasi kebijakan. 

Data tersebut juga konsisten dengan hasil kenaikan inflasi Tokyo, yang menunjukan adanya momentum kenaikan baru setelah dua bulan mengalami perlambatan. 

Menanggapi laporan ini, banyak pengamat berpendapat bahwa BOJ akan menaikkan perkiraan, mengarah pada spekulasi penyesuaian kebijakan pada awal Juli 2023.  

“[Inflasi yang mendasari] terus meningkat mencerminkan bisnis membebankan biaya mereka kepada konsumen. Tidak ada keraguan bahwa BOJ akan menaikkan prospek inflasi untuk tahun fiskal ini pada Juli," ucap ekonom eksekutif senior di Dai-Ichi Life Research Institute Yoshiki Shinke.

Makanan olahan terus mendorong inflasi secara keseluruhan dengan meningkatkan poin presentasi. Kenaikan harga pangan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat, lantaran sekitar 5.600 item makanan harganya akan naik mulai Juni, menurut laporan Teikoku Databank.

Menurut Ekonom Bloomberg Taro Kimura BOJ harus menaikan perkiraan inflasi lebih lanjut. “Meski begitu, revisi ke atas tidak akan membuat bank sentral keluar dari pola bertahannya — fokusnya sekarang adalah tinjauan kebijakan untuk membangun dasar bagi bergeser di jalan,” jelasnya. 

Beberapa pengamat juga percaya bahwa BOJ telah mengecilkan kekuatan inflasinya di bulan Maret dalam perkiraan terbarunya. 

Biaya utilitas akan terus menjadi faktor destabilisasi dalam tren harga Jepang. Tanpa bantuan subsidi dari pemerintah, inflasi keseluruhan akan bertambah satu poin presentasi lebih tinggi, contohnya seperti gas dan listrik. 

Sebelumnya diketahui PDB kuartal I/2023 Jepang meningkat didorong banyaknya pengeluaran rumah tangga dan bisnis. Ekonom melihat konsumsi yang tangguh menopang pemulihan negara ke depannya. 

Selain itu, pemulihan di bidang pariwisata menjadi faktor lain yang memungkinkan dapat mendukung perekonomian sekaligus menyebabkan inflasi. 

Ekonom di Sompo Institute Plus Masato Koike juga mengatakan bahwa pengunjung asing ke Jepang meningkat karena pelonggaran kontrol perbatasan. 

“Orang asing juga cenderung lebih toleran terhadap kenaikan harga daripada orang Jepang, jadi lebih mudah bagi operator hotel untuk menaikkan harga.” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper