Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Amerika Serikat (AS) kembali melandai pada April 2023, namun masih jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (10/5/2023), inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,4 persen per Maret 2023 dibandingkan bulan sebelumnya, setelah sebelumnya mengalami kenaikan 0,1 persen pada Maret 2023.
Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) mencapai 4,9 persen pada April 2023 setelah sebelumnya menyentuh 5 persen pada bulan Maret.
Laju inflasi tahunan mencapai puncaknya yakni sebesar 9,1 persen pada Juni 2022, yang merupakan kenaikan terbesar sejak November 1981.
Inflasi di Negeri Paman Sam mulai mereda karena kenaikan besar tahun lalu tidak lagi diperhitungkan. Inflasi dari semua ukuran tetap lebih dari dua kali lipat target 2 persen yang ditetapkan The Fed.
Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan inflasi tahunan akan mencapai 5 persen pada April, sama dengan inflasi bulan sebelumnya.
Baca Juga
Tim analis dari Goldman Sachs Group Inc. dan JPMorgan Chase & Co mengungkapkan data inflasi menjadi perhatian utama para investor, dengan saham-saham AS diperkirakan akan menguat jika data lebih rendah dari proyeksi dan cukup lemah untuk menjadi dasar bagi penghentian pengetatan the Fed.,
"Percepatan tekanan harga dapat menunjukkan bahwa the Fed belum melangkah cukup jauh dengan siklus kenaikan suku bunganya, mengurangi selera untuk mengambil risiko dari para investor yang kemungkinan akan mencari tempat yang aman jika hal tersebut terjadi," kata analis teknikal ActivTrades Pierre Veyret.