Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Giling Tebu Dimulai, Bapanas Berharap Rendemen PG Krebet Baru Naik

Bapanas berharap rendemen tebu tahun ini lebih tinggi untuk bisa mencapai target produksi gula nasional
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri Peluncuran Mobil Logistik Pangan bersama Foodbank of Indonesia (FOI) di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri Peluncuran Mobil Logistik Pangan bersama Foodbank of Indonesia (FOI) di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (10/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan capaian rendemen pada musim giling tebu yang mulai berjalan pada Mei ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, momentum ini sangat penting untuk menentukan pencapaian produksi gula nasional pada 2023.

“Hari ini kita memulai giling pertama di PG Krebet Baru Malang. Diharapkan rendemennya lebih tinggi dari tahun lalu dan bisa di atas 8 persen, serta masa gilingnya bisa panjang,” kata Arief dalam keterangannya, dikutip Sabtu (6/5/2023).

Untuk produksi, Arief menuturkan, Pabrik Gula (PG) Krebet Baru memiliki kontribusi 5 persen terhadap produksi gula nasional. Dengan demikian, pada musim giling tahun ini, pabrik gula milik ID Food ditargetkan bisa menghasilkan produksi sekitar 130.000 ton hingga 140.000 ton gula konsumsi. 

Pada 2022, produksi gula PG Krebet Baru tercatat mencapai 131.700 ton atau 5,05 persen dari produksi nasional, sedangkan rendemennya sebesar 6,67 persen. Dia berharap kinerja tersebut ditingkatkan pada tahun ini.

Sementara itu, untuk produksi secara nasional, rencana produksi gula konsumsi pada musim giling tahun ini sebesar 2,6 juta ton dengan kebutuhan gula nasional di angka 3,4 juta ton setahun.

“Untuk memenuhi kebutuhan nasional sebesar 3,4 juta ton memang masih diperlukan pengadaan dari luar. Namun, perlu kita apresiasi bahwa tahun ini rencana impor lebih kecil dari tahun lalu yang berada di posisi lebih dari 1 juta ton. Ini merupakan langkah awal yang baik dalam mewujudkan swasembada gula,” ujarnya.

Di sisi lain, Bapanas bersama pemangku kebijakan terkait tengah melakukan review harga acuan pembelian/penjualan (HAP) gula konsumsi untuk menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen dan konsumen, sesuai struktur ongkos produksi saat ini sehingga memberikan keuntungan yang wajar di semua lini.

Langkah ini, kata Arief, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar keseimbangan harga pangan dijaga, agar menghasilkan harga yang wajar di tingkat produsen, distributor, dan konsumen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper