Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bakal Dilarang di AS, TikTok Diproyeksi Tetap Diminati Pengiklan

Pengiklan diproyeksi tetap menggunakan TikTok meskipun parlemen AS memperkenalkan UU untuk melarang aplikasi yang menimbulkan ancaman pada keamanan negara.
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin
Logo aplikasi media sosial TikTok yang dikelola oleh ByteDance./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA – Pakar iklan mengatakan para pengiklan akan tetap menggunakan platform TikTok karena popularitasnya yang luar biasa di kalangan masyarakat.  Mereka akan tetap menggunakan TikTok meskipun ada larangan dari AS atas dasar keamanan data.

Perusahaan teknologi asal China tersebut berjuang untuk mencegah larangan AS tersebut usai anggota parlemen memperkenalkan UU yang akan memberikan wewenang Presiden Joe Biden untuk melarang aplikasi yang menimbulkan ancaman pada keamanan negara.

Dilansir dari Reuters pada Jumat (5/5/2023), platform video berdurasi pendek tersebut telah dilarang di beberapa negara.

Menurut riset Insider Intelligence, meskipun ada kekhawatiran tersebut, bisnis pada periklanan TikTok diperkirakan tumbuh sebanyak 36 persen menjadi US$6,83 miliar atau sekitar Rp100,3 triliun pada tahun ini.

CEO perusahaan pemasaran influencer, Influential, Ryan Detert mengatakan bahwa tidak ada klien perusahaan yang mengatakan jangan menghabiskan uang untuk TikTok.

"Tidak ada dampak (dari larangan AS) yang kami lihat," ungkapnya. Influential telah bekerja sama dengan sejumlah merek termasuk Pepsi dan NFL.

Dalam presentasi yang dilakukan pada Kamis (4/5/2023), TikTok akan mengumumkan format iklan baru yang memungkinkan brand menempatkan iklan di samping konten dari penerbit seperti BuzzFeed, Dotdash Meredith, dan NBCUniversal.

TikTok juga akan memberikan potongan sebanyak 50 persen dari pendapatan iklan pada penerbit baru.

"TikTok tidak tergantikan kecuali dan sampai (pengiklan) harus menggantinya," kata Mark DiMassimo, pendiri agensi kreatif DiMassimo Goldstein, yang telah bekerja dengan merek seperti Hello Fresh dan Samsung.

Sementara itu, beberapa pembeli mengatakan bahwa ancaman larangan dari AS dapat menjadi masalah besar dalam pengiklanan.

Pada Selasa (2/5/2023), perusahaan video pendek tersebut mengatakan kepala bagian kepercayaan dan keamanan AS akan meninggalkan TikTok pada pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper