Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Energizer dan Walmart Digugat Karena Diduga Terlibat Kartel Harga Baterai

Energizer dan Walmart diduga bekerja sama untuk menaikkan harga baterai sekali pakai. Pesaing Walmart, Portable Power memimpin gugatan dari sisi peritel.
Walmart/Reuters
Walmart/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Energizer Holdings Inc dan Walmart Inc digugat oleh konsumen dan pengecer karena diduga terlibat kartel menaikkan harga baterai sekali pakai.

Menurut tuntutan yang diajukan pada hari Jumat (28/4/2023), sejak sekitar Januari 2018 Energizer setuju di bawah tekanan dari Walmart untuk menaikkan harga baterai grosir untuk pengecer lain. 

Bukan hanya, itu, pihak Energizer juga mengharuskan pengecer tersebut untuk tidak memotong harga Walmart.

Selain itu, para pesaing Walmart diduga menghadapi risiko harga grosir yang lebih tinggi atau dihentikan oleh Energizer jika mereka menjual dengan harga lebih rendah daripada Walmart.

Skema ini menyebabkan kenaikan harga dari Energizer dan Duracell yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway yang secara bersama-sama menguasai 85 persen pasar baterai sekali pakai. Berdasarkan keluhan, kenaikan harga ini tidak dapat dijelaskan oleh inflasi dan perubahan permintaan. 

Menanggapi hal ini, mengutip dari pemberitaan Reuters pada Senin (1/2), Walmart menyatakan bahwa mereka akan menganggap serius dan akan memberikan tanggapan di pengadilan sesuai kebutuhan. Pihak Energizer sendiri tidak merespon. 

Gugatan yang diajukan di pengadilan federal di San Francisco menuntut kompensasi yang tidak ditentukan dan ganti rugi tiga kali lipat berdasarkan hukum antimonopoli federal dan negara bagian, serta berbagai hukum perlindungan konsumen negara bagian. 

Mereka juga meminta perintah menghentikan Energizer dari praktik mengaitkan penjualan baterai dengan penetapan harga, dan meminta Energizer dan Walmart untuk menghilangkan dampak dari perilaku antipersaingan.

Menurut penggugat, pangsa pasar Energizer di pasar baterai sekali pakai AS telah meningkat menjadi lebih dari 50 persen, dari yang sebelumnya yakni 40 persen pada 2018.

Tuntutan tersebut mengutip perwakilan penjualan dari Energizer yang memberitahu CEO dari saingan Walmart, Portable Power Inc, yang telah menjual dengan harga lebih rendah, dalam panggilan telepon pada awal tahun 2021 mengenai mengapa Energizer memutuskan hubungan bisnis dengan mereka.

"Dia mengakui bahwa Energizer telah menyesuaikan kebijakan penetapan harganya atas permintaan Walmart, mengatakan kepadanya, 'Ini 1000% tentang Walmart dan menginginkan harga terbaik,'" Ujar Portable Power yang memimpin gugatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper