Bisnis.com, JAKARTA - Raksasa e-commerce Amazon melaporkan laba sebesar US$3,2 miliar atau Rp46,9 triliun untuk kuartal pertama pada Kamis, (27/4/2023).
Ini merupakan kenaikan yang signifikan dibandingkan kerugian sebesar US$3,8 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu, dan jauh melebihi perkiraan analis.
Kenaikan laba tersebut disebabkan oleh langkah-langkah pemotongan biaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam beberapa bulan terakhir, seperti melakukan dua putaran PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), pembatalan produk, dan pembukaan toko fisik yang dibatalkan.
Sebagai informasi, Amazon mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawan dalam memo yang dikirim ke pekerja mereka oleh CEO Andy Jessy pada 20 Maret 2023.
Jessy mengutip "ekonomi yang tidak pasti" sebagai alasan pemangkasan karyawan, dan mengatakan perusahaan telah "memilih untuk lebih merampingkan biaya dan jumlah karyawan.
Dilansir The Verge, Amazon juga memberhentikan sebanyak 18.000 orang di seluruh perusahaan, pada akhir tahun lalu dan bulan Januari.
Baca Juga
Beberapa divisi yang terdampak PHK tersebut termasuk di perangkat keras dan layanan, sumber daya manusia, dan tim ritel.
Berkat adanya perampingan tersebut, Amazon berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 9 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, meskipun adanya kekhawatiran resesi yang mungkin membebani pengeluaran perusahaan dan konsumen.
Amazon optimis bahwa pertumbuhan pendapatan mereka akan terus berlanjut, dan memperkirakan penjualan bersih kuartal kedua akan tumbuh antara 5 persen dan 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan jumlah antara US$$127 miliar dan US$$133 miliar
Hal ini menunjukkan bahwa area utama bisnis Amazon terus tumbuh, dan perusahaan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan meskipun lingkungan ekonomi yang tidak stabil.
Analis senior di Investing Jesse Cohe menyatakan hasil yang dicapai oleh Amazon menunjukkan bahwa langkah-langkah pemotongan biaya yang dilakukan oleh perusahaan memberikan dampak positif pada prospek bisnis Amazon.
“Panduan kuat untuk pendapatan kuartal kedua yang diberikan oleh Amazon juga dianggap sebagai indikator bahwa perusahaan mungkin mulai keluar dari kesulitan yang sebelumnya dihadapi,” katanya dilansir dari CNN International, Sabtu (29/4/2023).
Sementara itu, Amazon Web Services (AWS) yang telah lama menjadi mesin keuntungan bagi perusahaan, juga mengalami pertumbuhan persentase dua digit selama kuartal pertama.
Penjualan segmen AWS naik 16 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$21,4 miliar.
Pada kuartal sebelumnya, Amazon mencatat perlambatan pertumbuhan penjualan karena pelanggan cloud memperketat pengeluaran mereka menyusul arena ketidakpastian ekonomi. Namun, pada kuartal pertama, AWS berhasil mengalami pertumbuhan yang positif.
CEO Amazon Andy Jassy mengatakan say ini bisnis AWS menavigasi pengeluaran perusahaan dengan lebih hati-hati di lingkungan makro, mereka tetap memprioritaskan membangun hubungan pelanggan jangka panjang.
“AWS tetap berkomitmen untuk memberikan layanan cloud yang berkualitas tinggi kepada pelanggan mereka, meskipun menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil,” katanya.