Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Anjlok, ESDM Pastikan Setoran ke Negara Bisa Stabil

Apabila riil transaksi naik, maka harga batu bara acuan (HBA) dipastikan ikut naik.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proyeksi penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sektor batu bara bakal tetap stabil selepas formulasi perhitungan harga acuan sebagai tolok ukur pungutan royalti diubah bulan lalu.

“Apabila riil transaksi naik, maka harga batu bara acuan (HBA) pasti naik. HBA baru bulan Maret kan lebih tinggi dibandingkan apabila menggunakan HBA lama,” kata Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Ing Tri Winarno saat dihubungi, Rabu (19/4/2023). 

Kepastian itu disampaikan Tri menyusul susutnya tiga kategori HBA April 2023 dari posisi bulan sebelumnya. Kementerian ESDM menetapkan HBA dengan kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal per kilogram GAR, total moisture 12,58 persen, total sulphur 0,71 persen dan ash 7,57 persen sebesar US$265,26 per ton. 

Harga acuan batu bara kalori tinggi itu susut 6,29 persen dari posisi perdagangan bulan sebelumnya di level US$283,08 per ton. 

Selanjutnya, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 5.200 kcal per kilogram GAR, total moisture 23,1 persen, total sulphur 0,69 persen dan ash 6 persen berada di angka US$102,53 per ton. 

Harga acuan itu turun signifikan 24,99 persen dari posisi bulan sebelumnya sebesar US$136,7 per ton. Ketetapan untuk batu bara 5.200 GAR itu kategorikan sebagai HBA I yang menjadi acuan perhitungan HPB kalori > 5.200 - 6.000. 

Terakhir, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 4.200 kcal per ton GAR, total moisture 35,29 persen, total sulphur 0,2 persen dan ash 4,21 persen ditetapkan sebesar US$87,81 per kilogram. Harga acuan itu turun cukup lebar 14,13 persen dari level sebelumnya US$102,26 per ton. 

“HBA mengambil harga jual sebenarnya dalam dua bulan terakhir dengan komposisi 30 persen harga dua bulan sebelumnya dan 70 persen harga sebelumnya. Kenapa turun, ya karena riil transaksinya turun,” kata Tri. 

Perhitungan anyar harga acuan itu tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 41.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Batubara. 

Sebelum adanya beleid baru ini, penetapan HBA diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal per kilogram GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Aturan itu membuat pemerintah leluasa untuk menarik pungutan royalti yang relatif lebar mengikuti fluktuasi harga batu bara di pasar atau kontrak internasional. Padahal, sebagian besar indeks yang dipakai itu tidak sesuai dengan nilai transaksi riil yang dilakukan perusahaan di dalam negeri. 

Sementara itu, penurunan harga acuan perdagangan batu bara Indonesia itu dinilai ikut terpengaruh karena tren pelandaian dari harga batu bara di kontrak perdagangan internasional.  

Seperti diberitakan sebelumnya, harga batu bara anjlok hingga 6 persen ke posisi US$190,25 per ton untuk kontrak Mei 2023 meskipun China sebagai importir terbesar batu bara mengimpor lebih banyak sejak 2020. 

Harga batu bara yang anjlok tersebut dialami oleh Ice Newcastle coal kontrak Mei, September, dan Oktober 2023. Penurunan paling dalam terjadi pada batu bara kontrak September sebesar 6,03 persen ke posisi US$202,20 per ton. Sedangkan kontrak April berada di level US$190,75 per ton.

Mengutip pemberitaan Reuters, impor batu bara China melonjak pada Maret 2023 ke level tertinggi dalam setiap bulan selama tiga tahun terakhir karena utilitas meningkatkan pembelian pada ekspektasi untuk pemulihan permintaan dan setelah pembatasan impor batu bara Australia dihapus. 

Data dari Administrasi Umum Bea Cukai China menunjukkan konsumen batu bara utama dunia mengimpor 41,17 juta ton bulan lalu, level tertinggi sejak Januari 2020. Angka itu dibandingkan dengan rata-rata 30,32 juta ton per bulan pada periode Januari-Februari, dan merupakan peningkatan 151 persen dari Maret tahun lalu.

Untuk kuartal I/2023, China mengimpor total 101,8 juta ton batu bara, hampir dua kali lipat dari basis rendah tahun lalu. Permintaan batu bara di China diperkirakan akan kuat pada kuartal kedua karena ekonomi terus muncul dari rezim nol-Covid yang sekarang ditinggalkan negara itu. 

Kedatangan batu bara Australia diperkirakan akan tumbuh pada Maret setelah Beijing menghapus pembatasan perdagangan batu bara dengan Canberra.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper