Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan mencapai 5 persen.
Perkiraan tersebut lebih tinggi dari perkiraan IMF sebelumnya sebesar 4,8 persen dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2023.
Proyeksi pertumbuhan direvisi ke atas pada 2023 seiring dengan perkiraan neraca transaksi berjalan (current account balance) yang terjaga, serta perkiraan masuknya arus investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dan portofolio.
Assistant Director IMF Western Hemisphere Department IMF Cheng Hoon Lim menyampaikan bahwa kebijakan Indonesia yang tepat, terarah, dan terkoordinasi dengan baik telah membawa Indonesia melewati tahun 2022 yang penuh tantangan dengan pertumbuhan yang sehat.
Sejalan dengan itu, Lim menilai laju kenaikan inflasi Indonesia juga terkendali dengan baik, serta sistem keuangan yang terjaga stabil.
Menurutnya, para pembuat kebijakan telah memanfaatkan ruang kebijakan moneter dan fiskal secara fleksibel untuk meredam gejolak global yang signifikan, sehingga perekonomian Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk melanjutkan pertumbuhan yang kuat dan inklusif.
Baca Juga
"Ekonomi terus tumbuh dengan kuat. Didukung oleh tingginya harga ekspor komoditas Indonesia, PDB tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2022. Pertumbuhan diproyeksikan akan tetap kuat, sedikit menurun menjadi 5 persen pada 2023, seiring dengan normalisasi harga komoditas di tengah kebijakan yang lebih ketat,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (24/3/2023).
Lim mengatakan, risiko-risiko global terhadap perekonomian di dalam negeri secara umum masih cukup terjaga.
Pemulihan yang lebih cepat di China atau meredanya tekanan inflasi global menurutnya dapat memperkuat permintaan ekspor Indonesia.
Di sisi lain, Lim mengatakan bahwa pengetatan kondisi keuangan global atau perlambatan global yang melemahkan neraca perdagangan dapat memberikan tekanan pada rupiah.
Risiko lainnya datang dari ketegangan geopolitik yang masih belum berakhir yang diperkirakan dapat mengganggu rantai pasokan dan memperkuat tekanan inflasi.