Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu AS Janji Selamatkan dan Intervensi Bank Kecil dari Krisis

Menkeu AS Janet Yellen mengatakan pemerintah siap mengintervensi untuk menjaga bank-bank kecil dari krisis yang bisa berdampak sistemik.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen/Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pemerintah AS dapat mengulangi tindakan drastis yang dilakukannya baru-baru ini untuk melindungi para deposan bank, jika para pemberi pinjaman atau bank yang lebih kecil terancam krisis. 

"Intervensi kami diperlukan untuk melindungi sistem perbankan AS yang lebih luas, dan tindakan serupa dapat dibenarkan jika lembaga-lembaga [bank] yang lebih kecil mengalami deposito yang menimbulkan risiko krisis sistemik," ujar Yellen dalam sambutannya pada konferensi American Bankers Association di Washington seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/3/2023). 

Pemerintah federal, lanjutnya, dengan tegas berkomitmen untuk mengurangi risiko-risiko stabilitas keuangan AS jika diperlukan. Dia mengatakan hal tersebut dilakukan agar masyarakat memiliki kepercayaan pada sistem perbankan AS. 

Otoritas Keuangan AS mengambil langkah-langkah luar biasa awal bulan ini untuk meningkatkan kepercayaan diri tersebut setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Regulator, yang terdiri dari pemerintah, The Fed, dan FDIC, akhirnya menjamin deposito yang diasuransikan dan yang tidak diasuransikan oleh SVB dan Signature Bank.

Federal Reserve (The Fed) juga meluncurkan backstop baru untuk para pemberi pinjaman dan mengubah peraturan pada fasilitas pinjaman daruratnya, fasilitas diskonto, untuk membantu mereka memenuhi penarikan deposito.

Yellen mengatakan bahwa masalah-masalah yang ada saat ini sangat berbeda dengan krisis keuangan global lebih dari satu dekade yang lalu, yakni masalah solvabilitas.

"Tantangan saat ini adalah bank runs yang menular dan sangat penting bagi para pemberi pinjaman untuk memiliki akses pada likuiditas yang memadai," imbuhnya.

The Fed, yang sebelumnya diketuai oleh Yellen, merupakan institusi kunci. Pasalnya, fasilitas diskonto bank sentral dan Program Pendanaan Berjangka Bank yang baru telah bekerja sebagaimana mestinya. 

"Kami melihat situasi telah membaik dengan arus keluar agregat dari deposito telah stabil. Para pejabat akan terus memantau situasi ini," ucap Yellen. 

Gabungan bank-bank skala menengah AS telah mendesak perluasan asuransi deposito The Fed untuk mencakup semua deposito. Meski demikian, Yellen tidak membahas masalah ini lebih lanju. 

Menurut laporan Bloomberg, para pejabat AS telah mulai mempelajari apakah mereka dapat memperluas cakupan tersebut untuk sementara waktu. 

Yellen mengaku tidak ingin berspekulasi mengenai perubahan peraturan seperti apa yang mungkin diperlukan setelah runtuhnya beberap bank AS pada Maret 2023. 

"Kami saat ini fokus pada situasi yang ada. Namun kita perlu mengkaji ulang rezim regulasi dan pengawasan kita saat ini dan mempertimbangkan apakah rezim tersebut sesuai dengan risiko-risiko yang dihadapi bank-bank saat ini," jelasnya. 

Komentar Yellen muncul setelah dua minggu gejolak di pasar global dan meningkatnya kekhawatiran akan stabilitas keuangan setelah runtuhnya bank-bank AS dengan cepat dan kesepakatan bersejarah pada akhir pekan lalu. Situasi lain yang mempengarui, yaitu langkh UBS Group AG yang memutuskan mencaplok Credit Suisse Group AG senilai Rp49 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper