Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGEO Hasilkan Pendapatan Baru dari Perdagangan Karbon

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) memiliki pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/Bisnis-Nurul Hidayat
Pengecekan rutin pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT. Pertamina Geothermal Energy/Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) memiliki pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah menyatakan pendapatan baru ini baru pertama kali dicatatkan pada tahun buku 2022 lalu.

“Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy [PGE] mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit. Ini membuktikan bahwa operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE,” ujar Nelwin dalam pernyataan resminya, akhir pekan lalu (18/3/2023).

Menurutnya, sejumlah strategi dan upaya monetisasi terus dilakukan PGEO untuk mengawal kinerja keuangan tetap solid seperti menjaga pendapatan, EBITDA margin maupun profit margin sambil memastikan rasio utang terjaga.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan tengah mendorong BUMN mulai melakukan perdagangan karbon.  Pada kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit), calon pembeli adalah entitas yang menghasilkan emisi karbon melebihi batas tetapkan.

Kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).

Pahala menambahkan, ada banyak standar pemeringkatan dalam penilaian karbon. Namun, yang paling banyak dilakukan adalah standar nilai karbon yang diterapkan oleh Verra.

Nilai carbon offset yang diperdagangkan nilainya sekitar US$20--40. BUMN bisa melakukan uji coba dengan harga setengahnya sebagai acuan. Pahala mengungkapkan, BUMN diminta untuk serius mulai melakukan transisi energi dengan berbagai cara seperti sinergi dan kolaborasi.

“Kami melihat kolaborasi antara BUMN sendiri untuk membangun kerja sama dalam menghasilkan energi dan menurunkan emisi bisa dilakukan. BUMN kita juga bisa kerja sama dengan negara lain. Pada intinya, bagaimana BUMN bisa bersama-sama melakukan transisi energi,” jelasnya dalam kesempatan berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper