Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gasifikasi Batu Bara: BUMI Bakal Punya Mitra Baru Usai Air Products Hengkang

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tengah memfinalisasi kerja sama dengan mitra baru untuk proyek gasifikasi batu bara usai Air Products hengkang.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang Grup Bakrie dan Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) tengah merampungkan kerja sama baru dengan mitra pengganti Air Products & Chemical Inc. (APCI) untuk percepatan proyek hilirisasi batu bara menjadi metanol tahun ini.

Finalisasi kerja sama baru itu sebagai lanjutan dari pilihan APCI yang ingin mundur dari portofolio hilirisasi batu bara di Indonesia awal tahun ini, termasuk proyek anak usaha BUMI PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kalimantan Selatan.

“Kita tengah memfinalkan rencana pengembangan dengan mitra lain,” kata Direktur BUMI, Dileep Srivastava, saat dihubungi, Rabu (15/3/2023).

Dileep mengatakan perjanjian baru dengan mitra anyar itu bakal segera diumumkan selepas kesepakatan KPC dengan rekanan terkait itu disepakati.

Dia berharap kerja sama baru itu dapat ikut mempercepat proyek hilirisasi batu bara yang telah menjadi bagian komitmen KPC setelah mendapat perpanjangan kontrak menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada 9 Maret 2022 lalu. 

“Kami akan umumkan setelah kesepakatan kedua belah pihak diperoleh,” tuturnya.

Awalnya KPC sempat menjalin kerja sama dengan PT Air Products East Kalimantan (PT APEK), yang merupakan joint venture antara Air Products dengan PT Bakrie Capital Indonesia Group dan PT Ithaca Resources.

PT APEK yang bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol, memiliki rencana investasi sebesar Rp33 triliun dan target kapasitas produksi sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun. Proyek hilirisasi ini awalnya ditargetkan rampung pada 2025 mendatang.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian ESDM memastikan APCI resmi hengkang dari dua proyek gasifikasi batu bara dalam negeri yang dikembangkan masing-masing oleh PTBA dan anak usaha BUMI, KPC.

Kepastian itu disampaikan selang dua hari setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas (Ratas) ihwal proyek gasifikasi batu bara bersama menteri terkait, termasuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (7/3/2023).

Kendati demikian, Pelaksana Harian Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Muhammad Idris Froyoto Sihite mengatakan sejumlah investor asal China disebutkan tertarik untuk mengisi kekosongan investasi hilir batu bara yang ditinggalkan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.

“Beberapa sudah mulai jalan [hilirisasi batu bara], kemarin ada perusahaan China sudah datang,” kata Idris saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Idris mengatakan sejumlah investor potensial asal China itu tertarik untuk berinvestasi pada sejumlah program hilirisasi batu bara, termasuk batu bara menjadi dimethyl ether (DME).

“Oh banyak yang tertarik, bukan hanya ke PTBA tapi ke KPC dan proyek hilirisasi yang lain juga,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper