Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Potensial, Alasan Shell Perkuat Bisnis Pelumas di Indonesia

Jumlah penduduk Indonesia yang besar membuat Shell yakin berinvestasi pasar pelumas di Indonesia, salah satunya dengan memperluas pabrik di Marunda.
Pelumas. /Perdippi
Pelumas. /Perdippi

Bisnis.com, JAKARTA - Shell Indonesia melakukan ekspansi lubricant atau pelumas di Indonesia dengan memperluas pabrik pelumas di Marunda, Jakarta Utara.

Perluasan pabrik yang berdiri sejak 2015 ini meningkatkan kapasitas produksi pelumas dari 136 juta liter per tahun, menjadi 300 juta liter per tahun.

Investasi segar ini dikucurkan untuk pembuatan 40 tangki baru berkapasitas 21.000 m3, peningkatan kapasitas pencampuran, dan pemasangan empat mesin pengisian baru berkinerja tinggi.

Direktur Pelumas Shell Andri Pratiwa mengatakan perluasan pabrik ini diperuntukan untuk memenuhi produk dan penjualan pelumas Shell di pasar domestik. Meski demikian, dirinya tak menutup kemungkinan untuk berekspansi ekspor pelumas dari Marunda ke luar negeri.

"Jadi rencananya apa? Prioritaskan dulu untuk domestik market, kalau kebutuhannya sudah terpenuhi, kita berkontribusi untuk ekonomi Indonesia, konsumen Indonesia, baru nanti kita berfikir untuk ekspor," ujar Andri kepada Bisnis di Jakarta, Jumat (3/3/2023)

Andri menambahkan, dirinya menjamin Shell menjaga kualitas pelumas yang dibuat di Marunda sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan standar global.

Sementara itu, Executive Vice President Global Lubricants Shell, Machteld De Haan perluasan pabrik pelumas Shell di Marunda merupakan bentuk komitmen Shell untuk berinvestasi secara jangka panjang di Indonesia.

Machteld mengatakan, Indonesia merupakan pasar penting bagi Shell di Asia Pasific, selain India dan China yang menyumbangkan pertumbuhan kinerja bagi perusahaan berlogo cangkang kerang ini. Terlebih dengan jumlah penduduk yang mencapai 275 juta orang, membuat potensi PDB Indonesia akan lebih tinggi dari negara lainnya.

"Dengan pertumbuhan populasi dan kesejahteraan, kami yakin akan ada pertumbuhan industri pangan, luas jalanan, semakin banyak rumah, motor, mobil dan alat-alat dan mesin yang membutuhkan pelumas," Ujar Machteld De Haan.

KENDARAAN LISTRIK

Machteld menilai dengan adanya kendaraan listrik, bisnis Shell di pelumas tidak akan terganggu dan justru akan terus berkembang terutama untuk pasar Asia Pasifik dan Timur tengah lantaran mereka mengembangkan electric vehicle fluid.

Selain itu industri otomotif ke depan masih membutuhkan pelumas yang masuk kategori low fluid cost lubricant yang menggunakan bahan sintetis. Hal ini terus dikembangkan oleh Shell yang berpengalaman dalam membuat produk pelumas premium.

"Ketiga masih ada peluang karena kita juga bekerjasama dengan manufaktur pembuatan suku cadang resmi kendaraan, ada 9-10 Original Equipment Manufacturer [OEM] global atau 16-20 jika dengan OEM dari China, ketika saya katakan kolaborasi berarti kita bekerjasama membangun produk," ungkap Machteld.

Bahkan Shell kini mengembangkan E-Fluids untuk kendaraan listrik, bekerjasama dengan tim Formula E yaitu Mahindra dan Nissan untuk pengetesan EV E-Fluids di ajang Formula E.

Jika nantinya pengguna kendaraan listrik di Indonesia bertumbuh cepat, maka dalam waktu dekat Shell akan segera meluncurkan produk EV E-Fluids tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Olga
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper