Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUMN China akan Stop Pakai Deloitte, EY, PwC, dan KPMG

Hanya anak usaha BUMN yang berada di luar negeri yang masih dapat menggunakan auditor dari AS tersebut.
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.
Salah satu warga negara China berjalan di taman dengan tetap memakai masker seiring meningkatkan kasus Covid-19 di negara tersebut. / Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah China mendesak perusahaan BUMN di negara tersebut tidak menggunakan jasa akuntan publik The Big Four, yakni Deloitte, PricewaterhouseCoopers (PwC), Ernst & Young (EY), dan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Sebagai informasi, keempat perusahaan akuntan publik tersebut berbasis di Amerika Serikat. 

Kendati demikian, anak usaha BUMN yang berada di luar negeri masih dapat menggunakan auditor dari AS tersebut.

Mengutip Bloomberg, Rabu (1/3/2023), setidakanya ada tiga alasan China mengambil kebijakan tersebut. Pertama, mengurangi ketergantungan terhadap perusahaan audit global yang terkait dengan AS. Kedua, negara yang dipimpin oleh Xi Jin Pin ini juga hendak memastikan keamanan data nasional. Ketiga, untuk mendukung KAP lokal.

Pemerintah China tidak memberikan tenggat waktu untuk menyudahi perusahaan BUMN yang masih menggunakan jasa The Big Four.

Dengan demikian pergantian jasa KAP dapat dilakukan secara bertahap saat kontrak di setiap perusahaan pelat merah berakhir.

Richard Harris, kepala eksekutif konsultan bisnis investasi dan manajer dana Port Shelter Investment Management yang berbasis di Hong Kong mengatakan bahwa kebijakan pemerintah China akan mempersulit perusahaan BUMN menarik investor asing.

“Saya tidak yakin apakah data yang dirahasiakan cukup penting untuk membenarkan hambatan akses ke investor asing karena akuntan juga memiliki kewajiban hukum untuk dirahasiakan,” kata Harris.

Adapun kebijakan China mengenai pembatasan pemilihan KAP bagi perusahaan BUMN menambah ketegangan hubungan dengan AS. Padahal sebelumnya publik mengira tensi dua raksasa ini mulai dingin seiring dengan izin yang diberikan China kepada perusahaan yang melantai di Wall Street boleh menggunakan auditor dari AS.

Menutup akses The Big Four kepada perusahaan BUMN China akan menjadi pukulan berat bagi KAP terkait. Pasalnya The Big Four memperoleh pendapatan 20,6 miliar yuan dari seluruh klien di China pada 2021.

Kendati The Big Four masih mendominasi China saat ini, saingan dari perusahaan-perusahaan kecil mulai bereskalasi.

Tercatat lebih dari 80 perusahaan terdaftar di Shanghai dan Shenzhen juga mengganti auditor sejak Desember 2022. Sementara itu, Regulator China telah menyatakan keprihatinan atas kualitas kerja dan kemampuan beberapa perusahaan kecil untuk menangani klien terdaftar yang bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper