Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan telekomunikasi dan jaringan Ericsson berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 1.400 karyawannya di Swedia untuk menekan pengeluaran.
Sebelum adanya pemberitahuan PHK ini, perusahaan telah mengumumkan rencana pemotongan pengeluaran senilai US$880 juta pada akhir 2023 karena permintaan yang melambat di beberapa pasar, termasuk Amerika Utara.
Dilansir dari Reuters pada Senin (20/2/2023), Ericsson terakhir kali melakukan PHK massal pada 2017 ketika memberhentikan ribuan karyawan dan fokus pada penelitian untuk menarik perusahaan keluar dari kerugian.
Keputusan ini telah melalui proses negosiasi dengan serikat pekerja di Swedia selama berbulan-bulan tentang bagaimana menangani pemotongan biaya.
Juru bicara Ericsson mengatakan kesepakatan telah dicapai dengan serikat pekerja Swedia tentang bagaimana mengelola pengurangan jumlah karyawan, selain itu perusahaan juga bermaksud untuk menekan pengeluaran melalui program sukarela.
Langkah PHK yang diambil Ericsson memperpanjang rangkaian tekanan bisnis di tengah pandemi yang berujung pengurangan karyawan.
Baca Juga
Sebelum adanya pengumuman PHK, Ericsson juga sempat memiliki konflik dengan Apple, namun berujung damai setelah produsen iPhone tersebut mengakhiri perang paten nirkabel dan lisensi 5G dengan Eriscsson.
Dilansir dari Endgadget, akhir tahun lalu kedua perusahaan teknologi besar tersebut telah mencapai kesepatakan terkait dengan lisensi paten LTE.
Sebelumnya, Apple menggugat Ericsson pada 2015 untuk mendapatkan persyaratan yang lebih menguntungkan untuk paten LTE, tetapi Ericsson menanggapi dengan gugatannya sendiri yang mengklaim bahwa iPhone dan iPad melanggar ide yang telah dipatenkan
Keduanya mencapai perdamaian dengan perjanjian tujuh tahun, meskipun ketika pengaturan itu mendekati waktu pembaruannya, permusuhan kembali.