Bisnis.com, JAKARTA – Bandara Internasional Hong Kong melaporkan lonjakan lalu lintas penumpang bandara pada Januari 2023 menyusul pembukaan kembali China.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (20/2/2023), otoritas bandara melaporkan 2,1 juta penumpang terbang di bandara tersebut pada Januari 2023, meroket 2.800 persen dari periode yang sama tahun 2022.
Otoritas bandara juga mencatat lalu lintas dari dan ke Asia Tenggara dan Jepang mengalami peningkatan signifikan.
Pembukaan kembali perbatasan China dengan Hong Kong, ditambah dengan keinginan untuk berwisata selama libur Tahun Baru Imlek, membantu memicu peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Hong Kong.
Hal terjadi di tengah upaya Hong kong mengembalikan status sebagai pusat keuangan global dan pintu gerbang ke China, yang merupakan sumber pariwisata terbesar dan mitra dagang terbesar Hong Kong.
Hong Kong telah mencabut sebagian besar pembatasan pandemi sejak China mengakhiri kebijakan Covid Zero dan kini telah kembali normal dengan pengecualian kewajiban penggunaan masker. Awal bulan ini, kuota harian dan persyaratan tes Covid dihapus dan semua checkpoint perbatasan dibuka.
Baca Juga
Dalam upaya untuk menarik wisatawan, Hong Kong meluncurkan kampanye pariwisata dengan menawarkan 500.000 tiket pesawat gratis tahun ini. Otoritas Bandara membeli tiket tersebut pada tahun 2020 sebagai bagian dari paket penyelamatan senilai HK$2 miliar atau US$255 juta untuk industri penerbangan.
Analis Bloomberg Intelligence Catherine Lim mengatakan pengunjung dari daratan China ke Hong Kong bisa pulih hingga 78 persen dari level tahun 2019 dengan penghapusan pembatasan, termasuk kuota perjalanan harian dan tes Covid yang wajib.
Dia melanjutkan, jumlah pengunjung bulan ini dan pada bulan Maret diperkirakan meningkat di atas rata-rata bulanan sebesar 2,4 juta pada paruh kedua 2019 ketika demonstrasi terjadi anti pemerintah terjadi.
Sebelum Covid-19, Hong Kong adalah bandara internasional tersibuk di Asia. Data Januari ini hanya mewakili sepertiga dari lalu lintas bandara pada periode yang sama empat tahun yang lalu.
Pemerintah ingin memulihkan status Hong Kong setelah terisolasi selama tiga tahun karena pandemi, aksi protes, dan pemberlakuan hukum keamanan yang ketat.
Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong mengalami kontraksi 3,5 persen tahun 2022, kontraksi ketiga dalam empat tahun terakhir.