Bisnis.com, JAKARTA - Fenomena banyak kantor dan ruko kosong dijual oleh pemiliknya ramai di platform online jual beli properti. Kondisi ini terjadi akibat rendahnya keterisian ruang kantor yang semakin menurun secara signifikan sejak pandemi Covid-19.
Tak sedikit iklan bangunan kantor atau ruko dijual terpampang di sejumlah platform jual beli properti online dengan harga yang bervariasi tergantung luas bangunan dan lokasinya.
Di situs Lamudi.co.id, ruang kantor 2 lantai di Tebet, Jakarta Selatan dijual dengan harga Rp3,1 miliar. Gedung SOHO (small office, home office) tersebut memiliki luas bangunan sebesar 97 meter persegi dan termasuk perabotan di dalamnya.
Selain itu, gedung kantor 5 lantai di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dijual dengan harga Rp75 miliar dengan luas 1.318 meter persegi.
Sementara itu, di situs Rumah123.com, kantor di kawasan Tomang, Jakarta Barat dengan luas bangunan 2.197 meter persegi dijual dengan harga Rp89,9 miliar.
Kemudian, ada juga gedung perkantoran yang terdiri dari 6 lantai dengan total luas bangunan 4.230 meter persegi di kawasan Jakarta Selatan dijual dengan harga Rp75 miliar.
Selain itu, ada juga ruko yang dijual dengan harga bervariasi. Misalnya, ruko di kawasan Jakarta Barat dengan luas tanah 68 meter persegi dan luas bangunan 164 meter persegi dijual dengan harga Rp3,15 miliar.
Kemudian, ada ruko di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara yang dijual dengan penawaran harga Rp8,5 miliar.
Sementara itu, Perhimpunan Pengusaha Jasa Kantor Bersama Indonesia (PERJAKBI) tak memungkiri tren penggunaan ruang kantor semakin meredup. Sebab, ada banyak penyewa kantor yang tidak memperpanjang lagi kontraknya di 2023.
Ketua PERJAKBI, Anthony Leong, mengatakan terdapat beberapa proyek gedung dan perkantoran yang nantinya akan selesai di 2023. Hal ini menjadi tantangan besar bagi para pengusaha properti khususnya jasa penyewaan kantor atau gedung. Pasalnya, suplai ruang kantor bakal bertambah, sedangkan tingkat keterisiannya rendah.
Namun, dia melihat ekosistem virtual office dan serviced office atau ruang kantor yang berukuran kecil untuk 5-10 orang tetap memiliki permintaan yang positif di tahun ini.
"Virtual office dan juga layanan serviced office menjadi pilihan bagi para pengusaha pemula, startup dan UMKM dan menjadi tren saat ini dan ke depannya, karena cukup fleksibel dalam menggunakan berbagai fasilitas yang ada didalamnya dan efisien," kata Anthony, dikutip Minggu (29/1/2023).
Menurutnya, para pelaku usaha saat ini mengincar ruang kantor yang lebih efektif dan efisien, yaitu ruangan yang tidak terlalu besar, tapi sesuai dengan kebutuhan mereka.
Apalagi, harga sewa untuk service office yang relatif lebih ekonomis dan terjangkau. Virtual office juga dibutuhkan bagi pengusaha untuk menjadikannya sebagai alamat legalitas usaha.
"Cenderung alamat kantor ini hanya dijadikan sebagai alamat legalitas. Tapi, untuk bekerja bisa di mana saja, bisnis tetap bisa di running dimana saja," jelasnya.
Lebih lanjut, dia tak memungkiri saat ini banyak perusahaan yang melakukan efisiensi tenaga kerja dan tidak mau berinvestasi lebih untuk biaya operasional kantor. Anthony meyakini virtual office dan serviced office ini akan menjadi tren perkantoran ke depannya.
"Saya rasa ini akan menjadi tren ke depan, karena kondisinya pengusaha ini gak mau mengeluarkan duit banyak untuk sewa ruko untuk kantor, maunya cari ruang untuk alamt kantor yang lebih efisien," ungkapnya.