Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SSIA Alokasikan 40 Hektare Lahan Residensial di Kawasan Industri Subang

PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) akan menyiapkan lahan seluas 40 hektare untuk proyek residensial di kawasan industri Subang.
Subang Smartpolitan SSIA
Subang Smartpolitan SSIA

Bisnis.com, JAKARTA -- Anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA), PT Suryacipta Swadaya akan menyiapkan lahan seluas 40 hektare untuk proyek residensial di kawasan industri Subang Smartpolitan.

VP Sales & Marketing PT Suryacipta Swadaya Abednego Purnomo mengatakan kawasan industri tersebut menapaki lahan seluas 2.717 hektar. Saat ini, pihaknya telah berhasil mengakuisisi 70 persen dari lahan tersebut.

"Pengembangan dilakukan secara bertahap. Estimasi waktu pengembangan di Subang untuk fase pertama ini kami perkirakan 3 tahun," kata Abednego, Kamis (26/1/2023).

Adapun, pada fase pertama luas pengembangan mencakup 440 hektar yang di antaranya untuk residensial seluas 40 hektare, 60 hektare untuk komersial, dan 340 hektare untuk industrial.

Proyek residensial di kawasan tersebut nantinya akan di garap oleh anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk. yakni PT TCP Internusa. Adapun, pengembang properti tersebut tengah mengembangkan townhouse yaitu Edenhaus di Simatupang, Jakarta Selatan.

"Jadi itu bukan kawasan industri aja, ada komersial, residensial, industri, nanti mereka [TCP Internusa] akan mengembangkan untuk yang residensialnya di Subang," jelasnya.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Panangian Simanungkalit mengatakan prospek residensial dan komersial di wilayah Subang akan terkerek seiring masifnya pengembangan kawasan industri.

"Dengan adanya pengembangan industri maka permintaan pasar perumahan dan ruko pun pasti akan mengikutinya," ujar Panangian.

Menurutnya, harga tanah di Subang saat ini masih relatif murah dibandingkan dengan kawasan Cikarang, Bekasi, dan lainnya. Hal ini menjadi potensi besar bagi pengembangan kawasan industri, perumahan dan ruko.

Di sisi lain, dengan kehadiran infrastruktur Jalan Tol Akses Patimban yang akan beroperasi pada tahun 2024, maka akan berdampak pada peningkatan nilai usaha dan penyerapan lahan di sekitarnya.

"Iya, pasti [terdorong infrastruktur]. Itu potensi besar untuk pengembangan kawasan industri di masa mendatang, karena jaraknya pun sangat dekat kawasan industri yang sudah ada seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang," tandasnya.

Sebagai informasi, pembangunan Jalan Tol Akses Patimban merupakan infrastruktur jalan yang menghubungkan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dengan Pelabuhan Patimban sepanjang 37,05 km dengan nilai investasi sebesar Rp5,03 triliun.

Proyek tersebut akan dikelola oleh konsorsium BUMN, Swasta, dan BUMD yakni PT Jasamarga Akses Patimban (JAP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Konsorsium tersebut mencakup PT Jasa Marga Tbk, PT Nusa Raya Cipta Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT PP Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Subang Sejahtera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper