Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan milik orang terkaya di Asia Gautam Adani, Adani Group, berencana melayangkan tuntutan hukum terhadap Hindenburg Research atas tuduhan melakukan manipulasi pasar dan skandal penipuan akuntansi.
Kepala bagian hukum Adani Group Jatin Jalundwala mengatakan bahwa perusahaan tengah mengevaluasi ketentuan-ketentuan yang relevan di bawah hukum AS dan India untuk melayangkan tuntutan terhadap Hindenburg Research.
Jatin mengatakan laporan Hindenburg tersebut juga tidak berdasarkan riset dan berdampak buruk terahadap perusahaan, pemegang saham, dan investor.
"Volatilitas di pasar saham India yang disebabkan oleh laporan ini sangat memprihatinkan dan telah menyebabkan kerugian yang tidak diinginkan bagi warga negara India," tambah Jatin dalam pernyataannya.
Hindenburg Research merupakan perusahaan riset investasi asal Amerika Serikat yang fokus pada aktivis short-selling. Perusahaan ini kerap membuat laporan publik melalui situs webnya terkait penipuan dan penyimpangan sebuah perusahaan.
Pada Selasa (24/1/2023), Hindenbourg Research merilis laporan investigasi berjudul Adani Group: How The World’s 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con In Corporate History.
Baca Juga
Saham Adani Enterprises dan Adani Ports and Special Economic Zone turun masing-masing sebanyak 2,5 persen dan 5 persen pada Selasa (24/1/2023) waktu setempat setelah Hindenburg melaporkan tuduhan malpraktik perusahaan setelah penyelidikan selama dua tahun terhadap perusahaan taipan tersebut.
Laporan Hindenburg merinci jaringan perusahaan cangkang offshore yang dikendalikan keluarga Adani di wilayah tax haven, seperti Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab. Menurut investigasi Hindenburg, perusahaan cangkang tersebut digunakan untuk memfasilitasi korupsi, pencucian uang, dan pencurian pembayar pajak, sambil menyedot uang dari para perusahaan tercatat Adani Group.
Adapun pasar saham India tutup pada hari Kamis karena libur nasional.
Laporan dari Hindenburg ini muncul di saat yang kritis bagi Gautam Adani. Orang terkaya di Asia dan nomor 3 terkaya di dunia ini tengah berupaya untuk meningkatkan profil internasionalnya dan secara agresif merambah bisnis-bisnis baru, termasuk semen dan media.