Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WEF 2023, John Riady: Dunia Kesehatan Siap Adopsi AI

Penggunaan Artificial Inteligence (AI) di dunia kesehatan telah menjadi tren global. Lewat AI, pengumpulan data dan analisa menjadi lebih akurat.
RS Siloam Semanggi./siloamhospitals.com
RS Siloam Semanggi./siloamhospitals.com

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Komisaris PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO),  John Riady menyatakan, Artificial Inteligence (AI) merupakan keniscayaan bagi industri kesehatan nasional. Lewat AI, pengumpulan data dan analisa personal maupun kecenderungan kesehatan secara sosial bisa diantisipasi. 

Pada pertemuan bertema “The Future of Health: Unlocking the Power of Data the Improve Urban Health,” John mengungkapkan  bahwa  para pemimpin  dan pebisnis tingkat dunia menyoroti tentang pentingnya pegumpulan dan pengolahan data kesehatan masyarakat.

“Saat ini  banyak upaya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau  Artificial Inteligence untuk memainkan peran lebih penting di industri kesehatan,” kata John yang ikut dalam pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (20/1/2023).

Disebutkan, basis data dan penggunaan teknologi digital semakin penting untuk  mengatasi persoalan riil dunia kesehatan. Saat ini, ungkapnya, dunia kesehatan di Indonesia harus menghadapi berbagai kekurangan, mulai dari jumlah dokter spesialis, jumlah ketersediaan ranjang, hingga pemerataan kualitas dan kuantitas layanan kesehatan.

Sebagai salah satu upaya, SILO terus memperkuat jaringan dan jangkauan layanan kesehatan. Saat ini saja, SILO memiliki jaringan 40 rumah sakit di 27 provinsi. “Dan kami terus berupaya memperluasnya,” kata John.

Selain  itu, dalam rangka mengatasi berbagai kesenjangan masyarakat mengakses layanan kesehatan, SILO menjadi pionir layanan digital kesehatan atau telehealth yang langsung digawangi rumah sakit. Melalui MySiloam memungkinkan pasien SILO untuk membuat janji dengan dokternya, baik itu konsultasi offline atau online melalui aplikasi.

Dengan memanfaatkan gawai, para pasien dan dokter juga dapat mengakses catatan rekam medis sehingga proses penanganan dapat berkesinambungan. MySiloam merupakan jembatan antara pasien dengan layanan rumah sakit, sekaligus memenuhi kebutuhan kesehatan jarak jauh yang terhubung dengan 1.000 dokter.

Karena itu, John berkomitmen ke depan SILO akan terus mendorong pemanfaatan teknologi digital hingga AI yang bakal memperkuat sistem dan layanan kesehatan di Tanah Air. Terlebih lagi, jelasnya, SILO tidak sekadar berorientasi pada healthcare, melainkan pula secara holistik meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pada akhirnya, pendataan sekaligus analisa yang menggunakan berbagai teknologi menjadi penting. “Layanan preventif itu sangat penting bagi kami, tidak sekadar sehat melainkan harus wellness. Jadi penanganan tiap orang bisa berbeda, juga pencegahannya. Untuk menjalankan sistem kesehatan seperti itu, tentunya basis data sangat penting,” tukas John.

Sementara itu,  Wakil Presiden PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) Caroline Riady yang didapuk sebagai salah satu pembicara, menilai penggunaan teknologi informasi, khususnya AI  memainkan peran bagi strategi dan langkah antisipasi ledakan masalah kesehatan masyarakat.

“Pengumpulan dan pengolahan data kesehatan masyarakat sangat penting bagi penguatan sistem kesehatan. Pada akhirnya teknologi AI pun berguna bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, hal ini selayaknya selaras dengan visi dunia kesehatan yang seharusnya menawarkan strategi proaktif,” kata Caroline.

Dia mencontohkan penggunaan AI bagi dunia kesehatan telah dimulai oleh Novartis Pharmaceutical dari Jerman. Menurut Caroline, program Novartis yang menggandeng Microsoft telah menerapkan teknologi AI dalam pencegahan dan pemetaan penyakit jantung di New York, Amerika Serikat.

Melalui data yang diolah AI, pemerintah dan rumah sakit bisa mendiagnosa secara cepat kerentanan penyakit jantung masyarakat. Lebih jauh, AI secara personal bisa memberikan berbagai saran dan pencegahan kepada para pasien yang kerapkali dipengaruhi berbagai faktor nonmedis.

“Semua pihak harus berkolaborasi untuk membangunnya, karena ini sangat penting bagi kebijakan yang proaktif,” kata Caroline.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper