Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian melaporkan hasil dari proyek kerja sama Indonesia-Jepang melalui Joint Crediting Mechanism (JCM) telah berhasil memangkas 56.254 juta ton emisi karbon. Ternyata PT Pertamina (Persero) terbesar.
Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kemenko Perekonomian Ferry Ardianto menyampaikan dari 52 proyek yang telah berjalan bersama JCM, terdapat 12 proyek yang berhasil mengeluarkan kredit karbon sebanyak 56.254 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2-e).
“Sampai saat ini terdapat 52 proyek yang sedang berjalan di mana 12 proyek diantaranya telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca yang terverifikasi [menerbitkan kredit karbon] sebesar 56.254 ton CO2 ekuivalen,” ujarnya dalam Media Briefing JCM di Gedung Ali Wardhana Kemenko Ekon, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Secara rinci, negara mitra yang mengikuti JCM sebanyak 25 negara, dan Indonesia memiliki proyek terbanyak, yaitu 52 proyek.
Dari proyek tersebut, 24 proyek sudah registrasi, sedangkan yang sudah berhasil mengeluarkan karbon kredit, adalah 12 proyek. Sementara sisanya, 28 masih dalam pipeline.
Dari 12 proyek yang sudah berjalan, berdasarkan data dalam Laporan Akhir JCM 2022, tercatat proyek Utility Facility Operation Optimization Technology dengan pelaksana Azbil Co. dan PT Pertamina (Persero) berhasil mengurangi emisi terbanyak, yaitu 34.956 ton CO2-e.
Sebagai informasi, kerja sama Indonesia-Jepang dalam JCM merupakan inisiatif pembangunan rendah karbon dan telah berlangsung sejak 2013.
Melalui skema ini, Pemerintah Jepang memfasilitasi transfer teknologi, dukungan pendanaan, dan peningkatan kapasitas untuk entitas usaha kedua negara sehingga secara feasible dapat diwujudkan dalam suatu proyek di Indonesia yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Sampai saat ini terdapat 3 skema pembiayaan yang ditawarkan pemerintah Jepang yang dapat diikuti oleh pihak Indonesia, yaitu, Model Project, Demonstration Project (hibah), dan Japan Fund for JCM–ADB (JFJCM).
Sementara untuk ke depannya, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang telah menyiapkan anggaran untuk proyek sejak Tahun Fiskal 2022 sampai 2024 adalah sekitar JP¥ 17,1 miliar atau sekitar Rp2 triliun (kurs Rp118 per yen) untuk 25 negara mitra, termasuk Indonesia.
“Dana tersebut dapat digunakan untuk semua negara mitra, tidak hanya Indonesia. Saya rasa pendanaan terbanyak berada di Indonesia, karena Indonesia yang memiliki proyek terbanyak,” ujar First Secretary Energy and Natural Resources Kedutaan Besar Jepang Hiroshi Nishimoto.