Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, EOG Resources International untuk melakukan pengembangan dua sumur minyak dan gas nonkonvensional (MNK) yang terdapat di Blok Rokan, Riau.
Kerja sama pengembangan cadangan MNK itu diharapkan dapat meningkatkan produksi migas dari salah satu lapangan tua yang saat ini dikelola anak usaha Pertamina, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia rampung pada 9 Agustus 2021 lalu.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengungkapkan, Pertamina bersama EOG Resources Internasional bakal melakukan pengembangan dua sumur MNK, yakni Gulamo dan Kelo secara bertahap.
“Kita akan ngebor bulan April, setelah itu di bulan Agustus semoga saja kita ramai-ramai bisa ke sana pada saat pengeboran berhasil,” kata Wahju saat jumpa pers, dikutip (19/1/2023).
Menurut Wahju, pengembangan dua sumur MNK tersebut akan menjadi upaya anyar pemerintah meningkatkan produksi lapangan tua ke depan.
“Semoga saja shale gas atau shale oilnya itu bisa berhasil dan tidak main-main mitra dari Rokan itu salah satu pemain MNK terbesar di Amerika Serikat, EOG,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong peningkatan produksi migas dalam negeri. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Kamis (5/1/2023).
Jokowi berharap produksi minyak di Blok Rokan yang telah diambil alih pengelolaannya dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) meningkat secara signifikan hingga 400.000 barel per hari (bph).
"Dan itu yang saya tanyakan ke Dirut Pertamina, produksinya naik atau turun? Ternyata naik. Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156.000-158.000 barel per hari menjadi 166.000 barel per hari. Yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat," kata Jokowi.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, PHR akan menambah target pengeboran sumur pada 2023 menjadi 600 sumur, setelah pada 2022 berhasil mengebor 413 sumur.
Dia menuturkan, PHR tengah berupaya meningkatkan produksi ke tingkat 160.000 barel per hari. Sementara jika tidak menambah sumur baru, produksi minyak hanya akan menyentuh angka 105.000 barel per hari saja. Terlebih, pemerintah sebelumnya telah menargetkan produksi minyak 1 juta barel per hari pada 2030.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi,” kata Nicke dikutip dari keterangan pers pada Jumat (6/1/2023).