Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah divisi, langkah ini diambil untuk mengurangi penurunan permintaan yang berkepanjangan.
Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (18/1/2023), sampai saat ini masih belum diketahui jumlah pasti karyawan yang akan terdampak PHK. Menurut sumber yang mengetahui rencana mengatakan jumlahnya akan lebih banyak daripada gelombang PHK pertama.
Adapun Sky News melaporkan raksasa perangkat lunak ini akan memangkas sekitar 5 persen dari total tenaga kerjanya sebanyak 220.000 orang.
Sebelumnya, Microsoft sempat melakukan PHK Massal yang berdampak kurang dari 1 persen dari seluruh tenaga kerja perusahaan yang jumlahnya lebih dari 200.000 orang.
Microsoft yang berbasis di Redmond, Washington, baru-baru ini menyusutkan tenaga kerjanya pada bulan Oktober dan Juli, dan telah menghilangkan posisi terbuka dan menghentikan sementara perekrutan di berbagai divisi.
Meskipun perusahaan teknologi seperti Amazon.com Inc, Meta Platforms Inc. dan Salesforce Inc. telah mengumumkan PHK ribuan tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir, namun PHK yang dilakukan Microsoft jumlahnya lebih kecil.
Baca Juga
Adapun PHK ini dilakukan guna menghadapi prospek ekonomi global yang memburuk dan potensi perlambatan permintaan perangkat lunak dan jasa yang berkepanjangan.
Meski demikian, perwakilan Microsoft enggan untuk berkomentar terkait masalah PHK tersebut.
Saham Microsoft yang telah turun 23 persen dalam setahun terakhir, Saham turun tipis menjadi US$240,35 pada penutupan perdagangan di New York pada hari Selasa (17/1).
Sky News sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan ini berencana untuk memangkas ribuan tenaga kerja. Adapun Insider melaporkan bahwa Microsoft kemungkinan mengurangi 30 persen staf perekrutannya.
Microsoft diperkirakan akan membukukan kenaikan penjualan sebesar 2 persen pada kuartal II fiskal ketika melaporkan pendapatan pada 24 Januari. Itu akan menjadi peningkatan pendapatan paling lambat sejak tahun fiskal 2017. Sejak saat itu, bisnis komputasi cloud Microsoft telah memicu kebangkitan dalam pertumbuhan, tetapi bahkan bisnis itu mulai melambat pada tahun lalu.
Namun, perusahaan telah menunggu lebih lama daripada banyak pemimpin teknologi lainnya untuk memangkas staf secara signifikan. Saingan cloud Amazon merumahkan lebih dari 18.000 karyawan pengurangan terbesar dalam sejarahnya.
Bahkan, induk Facebook, Meta, mengumumkan PHK secara luas pada akhir tahun 2022. Kemudian, Twitter Inc. telah memangkas sekitar 50 persen dari tenaga kerjanya. Pembuat perangkat lunak cloud perusahaan Salesforce memberhentikan sekitar 10 persen pekerjanya awal bulan ini.