Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola pusat perbelanjaan atau mal diperkirakan bakal menaikkan tarif sewa ruang ritel di DKI Jakarta pada 2023. Kenaikan tarif sewa dipengaruhi proyeksi tingkat inflasi di tahun ini.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan pada 2023 tarif sewa maupun biaya maintenance akan meningkat sesuai proyeksi tingkat inflasi.
"Itu minimalnya, karena jika pengelola mal ingin menaikkan tarif sewa, angka yang bisa diterima oleh penyewa adalah yang sesuai dengan laju inflasi," kata Ferry kepada Bisnis, Senin (9/1/2023).
Dia menambahkan, kenaikan lebih dari laju inflasi dapat terjadi jika mal tersebut memiliki kinerja yang baik dan tingkat kunjungannya tinggi. Ferry melihat kenaikan tarif ini merupakan kondisi yang wajar.
Pasalnya, selama pandemi Covid-19 para pengelola pusat perbelanjaan harus menahan kenaikan sekaligus menanggung defisit operasional. Dia juga meyakini dengan kenaikan tarif tersebut tidak akan membebani tenant.
"Tenant tidak akan ada masalah selama kinerja mal menjadi lebih baik dan jumlah traffic juga meningkat," ujarnya.
Secara keseluruhan, mal di Jakarta mendapatkan stimulus dengan tidak adanya penambahan pasokan sepanjang 2022 yang disebabkan keterbatasan lahan di Jakarta.
Dengan demikian, penyerapan atau tingkat hunian sewa di proyek eksisting akan semakin optimal. Adapun, sepanjang 2022 tidak ada perubahan harga sewa ritel di Jakarta. Tarif sewa ritel di 2022 sebesar Rp566.095 per meter persegi.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mendorong para pengelola untuk memberikan fungsi lain pada pusat perbelanjaan untuk mempertahankan operasional.
"Pusat Perbelanjaan harus dapat menyediakan dan memberikan journey atau experience kepada para pelanggannya. Bukan lagi hanya sekadar menyediakan ataupun memberikan sarana belanja saja," kata Alphonzus kepada Bisnis.
Menurutnya, kini mal harus dapat menghadirkan tempat ataupun fasilitas nyaman dan menarik untuk pelanggan melakukan interaksi sosial dengan sesamanya.
Lebih lanjut, dia mewanti-wanti bagi pusat perbelanjaan yang terus menerus hanya mengedepankan fungsi mal sebagai tempat belanja saja, maka tantangannya akan langsung berhadapan dengan e-commerce.