Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Industri China Anjlok 3,6 Persen Akibat Pembatasan Covid-19

Biro Statistik Nasional (NBS) mengungkapkan laba industri pada periode Januari-November turun 3,6 persen dari tahun sebelumnya.
Sejumlah petugas medis dikerahkan di kompleks permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, yang sedang di-lockdown, Senin (21/11/2022), untuk mengambil sampel tes PCR para penghuninya. Otoritas Kota Beijing memperketat kebijakan nol kasus COVID-19 setelah ditemukan tiga kasus kematian dalam dua hari berturut-turut pada 19-20 November 2022./Antara
Sejumlah petugas medis dikerahkan di kompleks permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, yang sedang di-lockdown, Senin (21/11/2022), untuk mengambil sampel tes PCR para penghuninya. Otoritas Kota Beijing memperketat kebijakan nol kasus COVID-19 setelah ditemukan tiga kasus kematian dalam dua hari berturut-turut pada 19-20 November 2022./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Laba sejumlah perusahaan China menurun dalam sebelas bulan pertama tahun 2022, karena produksi melambat dan banyak harga pabrik turun di tengah gangguan wabah Covid-19.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (27/12/2022), Biro Statistik Nasional (NBS) mengungkapkan laba industri pada periode Januari-November turun 3,6 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih rendah dari penurunan 3 persen dalam 10 bulan pertama tahun ini. 

Ahli statistik senior NBS Zhu Hong menjelaskan produksi industri melambat dan tekanan operasi bisnis meningkat pada bulan November yang disebabkan lonjakan kasus Covid-19 dan kurangnya permintaan.

Berdasarkan data NBS, industri pengolahan minyak, batu bara, dan bahan bakar mencatat laba anjlok 74,9 persen year-on-year (yoy) pada Januari-November, sementara sektor peleburan dan pengepresan logam besi anjlok 94,5 persen.

Melemahnya permintaan baja China di tengah wabah Covid-19 dan krisis properti yang terus berlanjut telah memaksa pabrik untuk memangkas produksi.

Angka-angka tersebut memberikan isyarat lain dari pelemahan ekonomi China pada November ketika pembatasan pergerakan yang ketat masih diberlakukan untuk menahan wabah Covid. Pertumbuhan output industri melambat ke level terlemah sejak Mei pada bulan November, sementara harga pabrik terus berkontraksi.

Perekonomian bersiap untuk meningkatkan ketegangan setelah pemerintah tiba-tiba membatalkan kebijakan Covid Zero. Infeksi yang melonjak di seluruh negeri membuat orang tetap di rumah, menyebabkan kemerosotan dalam perjalanan dan aktivitas ekonomi. 

Zhu memaparkan lonjakan kasus Covid akan mengekang pemulihan keuntungan industri dalam jangka pendek dan sektor ini tetap tertekan oleh permintaan yang berkontraksi, guncangan rantai pasokan, dan ekspektasi yang melemah.

"Kita harus mengoordinasikan kontrol Covid dan pembangunan ekonomi dan sosial dengan lebih baik, memastikan kelancaran industri dan rantai pasokan, serta mengambil upaya untuk memperluas permintaan domestik," kata Zhu.

Ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China melandai menjadi hanya 3 persen tahun ini, tingkat paling lambat sejak 1970-an kecuali penurunan akibat pandemi tahun 2020, sebelum naik menjadi 4,9 persen pada tahun 2023.

Selain itu, laba perusahaan asing turun 7,8 persen dalam 11 bulan pertama tahun ini, lebih rendah dari penurunan 7,6 persen dalam 10 bulan pertama tahun 2022. Sementara itu, perusahaan-perusahaan swasta mengalami penurunan laba sebesar 7,9 persen, sedangkan laba perusahaan BUMN naik 0,5 persen. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper