Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Zulhas: Beras Impor Baru Masuk 70.000 Ton, Januari Harus Tuntas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan impor beras dengan total kuota 500.000 ton harus rampung Januari 2023.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.
Beras impor dari Vietnam sebanyak 5.000 ton tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (16/12/2022) / BISNIS-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan bahwa beras impor milik Perum Bulog yang telah masuk ke Indonesia saat ini baru mencapai 70.000 ton dari target 200.000 ton sampai dengan akhir bulan ini. 

Zulhas menegaskan, bahwa impor beras dengan total kuota 500.000 ton hanya akan dilakukan hingga Januari 2023 dan setelah itu tidak lagi melakukan impor.

“Maka kita impor dari Ratas 200.000 ton, tapi baru masuk Desember ini 70.000 ton. Saya bilang sampai Januari. Februari, Maret jangan impor lagi karena mau panen,” ujar Zulhas dalam diskusi virtual ICMI ‘Polemik Impor Beras di Akhir Tahun’, Selasa (27/12/2022).

Dia juga mengungkapkan alasan mengapa pemerintah tetap melakukan impor beras sebesar 500.000 ton dalam rentang Desember 2022 hingga Januari 2023.

Dia mengklaim, awalnya dirinya tidak menyetujui impor beras dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) pertama. Namun, pada Rakortas kedua dirinya setuju lantaran Bulog mengaku cadangan berasnya hanya 500.000 ton, jauh dari stok ideal, yaitu 1,2 juta ton.

“Impor beras ini sebetulnya saya tidak setuju, saya penentang keras. Di dalam rapat saya tidak setuju. Di dua kali rapat saya tidak setuju karena Menteri Pertanian mengatakan kita surplus, dan surplusnya tidak sedikit, yaitu 7 juta ton. Meski dalam hati tidak percaya,” katanya.

Namun, kata Zulhas, kala itu, Bulog melaporkan cadangan berasnya terus menipis, sedangkan harga beras terus naik.

“Beras ini naiknya Rp100 saja naiknya terhadap inflasi tinggi sekali apalagi naiknya Rp1.000 dan naik Rp1.000 saja Pak Harto [Presiden Soeharto] jatuh. Jadi kalau beras ini menyangkut hajat hidup orang banyak secara strategis,” ucap Zulhas

Zulhas mengatakan, atas dasar pertimbangan tersebut akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan untuk melakukan impor. Sebab, Bulog kesulitan memperoleh beras di dalam negeri. Selain produksi akhir tahun sedikit, Zulhas juga mengatakan bahwa Bulog membeli harga gabah dan beras petani jauh dari harga pasar.

“Saya bilang Pak Presiden Bulog tidak bisa beli. Bagaimana bisa beli, Bulog hanya boleh beli gabah Rp4.000-Rp.4.450 per kg, di pasar harganya sudah Rp5.500 per kg. itu yang bikin petani miskin terus. Mana bisa aturan begitu. Beras dibeli Rp8.200 di luar harganya Rp9.000. Ya tidak mungkin,” ungkap Zulhas.

Akibat pemerintah membeli dengan harga minimal itu, ujar dia, petani sejak 50 tahun lalu hingga saat ini terus miskin. Bahkan, Zulhas menuturkan bahwa keluarganya yang juga petani dari dulu kerap rugi apabila menjual hasil panen. Apalagi, dengan kondisi saat ini di mana petani mayoritas tidak memiliki lahan.

“Kalau dulu kakek, bapak saya punya sawah, sekarang 80 persen data BPS itu petani tidak punya sawah, punya kebun. Artinya, petani berubah menjadi buruh tani. Secara sistematis petani bertambah miskin. Tapi karena ada bantuan-bantuan itu mereka bertahan hidup. Tapi tanahnya habis,” ujarnya.

Akhirnya, Zulhas mengklaim usulannya pun disetujui oleh Jokowi, yaitu membeli harga gabah dan beras petani dengan harga pasar. Menurutnya, Bulog bisa membeli gabah dengan Rp6.000 per kg, meski di pasar harganya Rp5.000 per kg. Begitu juga dengan beras Rp9.000 per kg, Bulog bisa membeli Rp10.000 per kg.

“Jualnya tetap Rp9.450. Subsidi Rp1.000. Subsidi kalau kali 2 juta cuma Rp2 triliun. Tidak apa-apa. Dibanding subsidi BBM Rp600 triliun. Akhirnya presiden setuju,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper