Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Kekurangan, RI Justru Bakal Surplus Katoda Tembaga Mulai 2025

Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus katoda tembaga mulai 2025 mendatang.
Area pertambangan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)/Istimewa
Area pertambangan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia diperkirakan akan mengalami kelebihan pasokan atau surplus katoda tembaga mulai 2025 mendatang seiring beroperasinya dua smelter tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan PT Freeport Indonesia (PTFI). 

Direktur Utama PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makassau mengatakan bahwa produksi katoda tembaga dalam negeri diproyeksikan akan mencapai 1,2 juta ton mulai 2025, sementara kebutuhan dalam negeri tidak sebanyak itu. 

“Untuk Indonesia akan memproduksi sekitar 1,2 juta ton katoda tembaga di 2025 ke atas, sedangkan kebutuhan dalam negeri hanya 25-30 persen,” ungkap Rachmat dalam acara E2S Outlook Sektor ESDM 2023 & E2S Awards 2022 di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Bahkan, kata Rachmat, hingga 2039 mendatang, permintaan katoda tembaga dalam negeri diperkirakan masih akan di bawah angka ketersediaan pasokan. Dengan demikian, Indonesia tidak akan memiliki isu terkait pasokan katoda tembaga. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi global yang diperkirakan akan kekurangan pasokan mulai 2028.

Dia menuturkan, kebutuhan tembaga dunia akan meningkat lantaran tembaga dan nikel menjadi komoditas utama untuk pengembangan kendaraan listrik yang tengah didorong dalam mewujudkan agenda transisi energi. 

“Pada 2028-2030 kebutuhan tembaga dunia lebih besar ketimbang apa yang diproduksi tambang. Meskipun banyak perusahaan tambang akan produksi dan mulai beroperasi menemukan cadangan baru, tapi faktanya di history mining operation copper di tahun-tahun sebelumnya hanya mengatakan akan memproduksi tapi tidak memproduksi karena banyak hal yang jadi tantangan, seperti capital untuk tembaga cukup besar,” katanya.

Dia pun berharap kelebihan pasokan tembaga dalam negeri dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan pelaku usaha untuk pengembangan industri hilir tembaga. Bila industri dalam negeri tidak dapat menyerap pasokan katoda tembaga, imbuh Rachmat, produsen tentu akan memilih opsi ekspor.

“Ya itu [kelebihan pasokan] kan ekspor semua kemungkinan ya, yang pasti kalo yg tidak diserap dalam negeri kan diekspor ya,” tutur Rachmat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper