Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Investasi IKN Hingga Suramnya Saham Properti

Pemerintah aktif menjaring investasi untuk pembangunan IKN seiring dengan kebutuhan yang besar hingga Rp466 triliun.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (25/10/2022)./Istimewa
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meninjau pembangunan infrastruktur kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (25/10/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menjaring calon investor untuk memenuhi kebutuhan anggaran pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara senilai Rp466 triliun hingga 2045.

Berbagai upaya untuk menarik investor swasta asing seperti Jepang dan Finlandia dilakukan oleh jajaran menteri. Sesuai arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat pembangunan IKN, investor asing juga dapat terlibat misalnya untuk membangun rumah sakit, sekolah, pasar, dan infrastruktur lainnya.

Selain itu, terdapat pula informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan tim redaksi BisnisIndonesia.id pada Rabu (30/11/2022).

1. Kiat Jaring Investor IKN dari Pertemuan Privat hingga Insentif

Kebutuhan anggaran untuk pembangunan IKN Nusantara diperkirakan mencapai Rp466 triliun hingga 2045. Dari jumlah tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menanggung sekitar 20 persen atau Rp89,4 triliun. Sebanyak Rp253,4 triliun bakal bersumber dari kerja sama pemerintah dan badan usaha. Lalu kontribusi swasta yang diharapkan dalam megaproyek ini mencapai Rp123,2 triliun.

Untuk menarik minat investor swasta, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan pertemuan dengan sejumlah Delegasi Jepang yang dipimpin oleh Penasehat Utama Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Hiroto Izumi pada Selasa (29/11/2022).

Pertemuan ini membahas tindak lanjut penguatan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Jepang dalam pembangunan IKN. Basuki menyampaikan, kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang dalam pembangunan IKN telah dimulai dengan dikirimkannya beberapa tenaga ahli terutama untuk supervisi pembangunan infrastruktur IKN yang sedang berlangsung.

2. Efek dari China Untuk Permintaan & Harga Batu Bara

Permintaan dan pergerakan harga batu bara masih berpeluang terbentur sentimen negatif dari kebijakan Zero Covid-19 yang dilakukan China. Ancaman lainnya adalah ‘suntik mati’ tambang batu bara dalam beberapa tahun mendatang.

Seperti diketahui, China menjadi salah satu negara konsumen batu bara terbesar di dunia. Sementara itu kebijakan Zero Covid tampaknya juga belum akan dilonggarkan oleh Pemerintah China dalam waktu dekat. Sebab, kasus penyebaran Covid-19 di negara tersebut kembali mencatatkan kenaikan.

Sementara itu, pola konsumsi dan penggunaan batu bara akan sangat bergantung pada permintaan listrik untuk sektor industri. Dalam situasi ini, permintaan listrik industri berpeluang menurun, jika kebijakan pengendalian penularan Covid-19 super ketat dilanjutkan, sehingga membatasi aktivitas pabrik-pabrik negara tersebut.

3. Impor Beras Mulai Mendesak, Harga Beras Makin Merangkak

Impor beras konsumsi makin mendesak setelah pasokan beras di pasar utama menipis. Harga komoditas pangan ini di pasaran juga terus merangkak menyikapi ketersediaan stok di pedagang.

Ketersediaan beras konsumsi semakin terkikis menjelang berlalunya November. Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), pusat perdagangan beras di DKI Jakarta mengakui pasokan beras yang dimiliki pedagang makin menipis.

Situasi ini praktis menyebabkan terkereknya harga beras di tingkat pedagang. Sebagai perbandingan, beras medium pada Agustus hanya Rp8.300 per kg. Terkini, harga beras konsumsi tersebut telah merangkak menjadi Rp9.200 per kg.

4. Inflasi November Diproyeksi Melandai, Indonesia Tetap Waspada

Laju inflasi diproyeksi melandai pada November 2022 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, pemerintah Indonesia mewaspadai kemungkinan terjadinya lonjakan inflasi di akhir tahun. Pemerintah juga terus memonitor berbagai kondisi global yang bisa berdampak pada perekonomian nasional.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) pada November 2022 akan mengalami inflasi sebesar 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

IHK diperkirakan akan mencatatkan inflasi kecil, yaitu sebesar 0,17 persen (month-to-month/mtm). Tingkat inflasi yang lebih rendah pada periode tersebut dipengaruhi oleh pasokan bahan pangan yang terjaga.

5. Celah Harapan di Balik Bayang-Bayang Suram Emiten Properti

Saham-saham sektor properti tertekan sangat berat sejak awal pandemi, bahkan hingga kini di saat banyak sektor lain sudah bangkit. Berbagai stimulus yang digulirkan pemerintah untuk industri ini tak kunjung mengangkat sentimen sektor ini.

Sepanjang tahun berjalan 2022, saham sektor ini pun terpantau berada di jajaran yang paling lesu. Kinerja IDX Sector Properties & Real Estate hingga hari ini, Selasa (29/11), sudah turun 7,44 persen year-to-date (YtD), urutan kedua terendah setelah IDX Sector Technology.

Kini, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia mengancam harapan pemulihan sektor ini. Naiknya suku bunga acuan bakal berimbas pada kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Alhasil, biaya pembelian rumah makin tinggi, laju penjualan emiten properti pun bakal tersendat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper