Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II memperkirakan kinerja industri penerbangan dari sisi pergerakan penumpang mulai pulih sepenuhnya seperti sebelum pandemi, pada 2024.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menuturkan berdasarkan laporan dari sejumlah institusi global, pada 2023, tingkat pemulihan penerbangan di Asia Pasifik dan Asia tenggara menuju 80 persen. Berdasarkan kondisi tersebut, AP II melakukan penyesuaian dan mengawal pergerakan agar bisa berkorelasi dengan persiapan infrastruktur, proses pelayanan, dan sumber daya yang menangani. Dengan demikian, AP II harus adaptif supaya tidak tertinggal.
Secara internal, Awaluddin secara gamblang menyebut pemulihan kinerja keuangan sudah tampak pada kuartal II/2022, yang bakal digenjot pada 2023, sehingga pertumbuhan yang lebih stabil tercapai pada 2024.
“Yang sudah kami rasakan, internal kas perusahaan baru recover pada kuartal II/2022 dan akan diakselerasi lagi pada 2023. Setelah 2023, pada 2024 bisa tumbuh lagi, sehingga postur dan kondisi perseroan jauh lebih baik. Pada 2024 sudah dalam tahap sustain untuk tumbuh lebih positif lagi,” ujarnya, Rabu (23/11/2022).
Di samping pendekatan optimistis, AP II tetap berkalkulasi dengan bersikap sedikit konservatif. Untuk ekspansi pengembangan infrastruktur, AP II masih memprioritaskan pengembangan bisnis dengan kemitraan strategis sembari menyesuaikan dengan kondisi finansial perseroan. Pada 2023, AP II akan mempercepat proses pemulihan dan melakukan upaya-upaya baru untuk merestrukturisasi keuangan.
Awaluddin memaparkan ada sejumlah hal yang akan perseroan lakukan restrukturisasi. Pertama, untuk restrukturisasi finansial, AP II memilih untuk melakukan upaya refinancing terhadap kondisi pendanaan sebelumnya serta melihat kesempatan baru dari pihak bank dan kreditur. Hasil pemeringkatan kredit yang diperoleh AP II dari Pefindo juga cukup memuaskan pada 2022 dengan kategori AA+. Kondisi ini, sebutnya, yang bakal memberikan semangat baru dalam proses pemulihan.
Baca Juga
Proses restrukturisasi yang kedua adalah dengan mengikuti pengembangan bisnis dan portofolio pasca bergabung holding aviata. Pasca pandemi, tekannya, membuat upaya operasi pelayanan bandara berubah dengan menata ulang sumber daya dan organisasi internal perseroan.
Awaluddin memproyeksikan pada akhir tahun 2022 masih bisa mencapai target jumlah penumpang sebesar 60 juta penumpang. Saat ini, khusus untuk bandara Soetta, tingkat pemulihan sudah mencapai 81 persen. Namun apabila digabung dengan bandara yang dikelola oleh AP II lainnya, tingkat pemulihan AP II baru mencapai sebesar 69 persen sampai 71 persen.
AP II pun membidik tingkat pemulihan pada 2023 bisa mencapai 89 persen. Guna mencapai target itu, maka setidaknya AP II harus mengejar target sebesar 71 juta penumpang.
Awaluddin memperkirakan tantangan utama yang masih dihadapi oleh industri penerbangan adalah terkait dengan pemulihan kapasitas penerbangan yang membutuhkan waktu bagi maskapai untuk merestorasi jumlah pesawatnya. Namun demikian, Awaluddin berpendapat tidak akan ada persoalan dari sisi tingkat permintaan.