Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa realisasi pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana telah mencapai Rp974,09 triliun.
Pembelian SBN tersebut merupakan bentuk koordinasi erat antara BI dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam pembiayaan APBN untuk penanganan pandemi Covid-19 dan dampaknya ke perekonomian.
“Sejauh ini berdasarkan UU No. 2/2020, kami telah membeli SBN dr pasar perdana sebesar Rp974,09 triliun,” kata Perry saat menyampaikan Rancangan Anggaran Tahunan BI Tahun 2023 kepada Komisi XI DPR RI, Senin (22/11/2022).
Perry menjelaskan, dari jumlah tersebut, BI telah melakukan pembelian SBN sebesar Rp 266,1 triliun berdasarkan surat keputusan bersama (SKB) yang pertama.
Berdasarkan SKB kedua, realisasi pembelian SBN telah mencapai Rp397,56 triliun. Sementara itu, realisasi pembelian SBN berdasarkan SKB ketiga untuk penanganan sisi kesehatan dan kemanusiaan, telah terealisasi sebesar Rp310,4 triliun per 15 November 2022.
Lebih lanjut, Perry mengatakan, berdasarkan kesepakatan SKB ketiga, pembelian SBN yang belum terealisasi sebesar Rp128,58 triliun.
Baca Juga
Secara total, imbuhnya, pembelian SBN oleh BI di pasar perdana berdasarkan skema burden sharing tersebut akan mencapai Rp1.144 triliun dari ketiga SKB tersebut.
“Jika ditotal sampai akhir tahun, prognosa kami membeli di pasar perdana Rp1.144 triliun selama 3 tahun untuk dukungan pada APBN dalam rangka penanganan Covid-19 maupun pemulihan ekonomi sesuai UU No. 2/2020,” jelas Perry.