Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Jababeka Tbk. (KIJA) optimistis kinerja sektor properti masih positif meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik lagi ke level 5,25 persen.
Presiden Direktur PT Jababeka Tbk. Sutedja Sidarta Darmono, meyakini kebijakan tersebut hadir diiringi dengan bantalan sehingga Bank Indonesia percaya diri menaikkan suku bunga acuan.
"Kalau kita lihat beberapa tahun lalu suku bunga kita itu juga cukup tinggi, ini istilahnya Indonesia sudah punya semacam bantalan untuk bisa meningkatkan suku bunga sampai berapa kali dan juga untuk menyesuaikan dengan keadaan inflasi yang saat ini sedang terjadi," kata Suteja kepada Bisnis, Kamis (17/11/2022).
Tak hanya itu, pihaknya juga masih melihat secercah harapan mengingat fundamental ekonomi Indoensia yang kuat. Apalagi, permintaan pasar dalam negeri masih sangat tinggi. Sutedja memproyeksi pasar properti di Indonesia masih bisa terserap dengan baik.
Sutedja mengatakan ketahanan Indonesia selama ini cukup baik dalam menghadapi berbagai ancaman krisis makroekonomi. Dia meyakini kali ini pun Indonesia memiliki bantalan sehingga dengan percaya diri meningkatkan suku bunga beberapa kali dalam waktu singkat.
Namun, mengingat adanya inflasi dari berbagai harga bahan bangunan, dia tak memungkiri akan ada penyesuaian harga yang akan dilakukan untuk berbagai proyek besutannya di berbagai wilayah di Indonesia.
"Tentu penyesuaian harga akan disesuaikan dengan keadaan terutama inflasi, tapi kita buat cukup moderat karena kita gak mau membebani pasar terlalu banyak jadi kita sesuaikan saja," kata Sutedja kepada wartawan di Fablab Correctio, Jababeka, Jumat (21/10/2022).
Senada, Direktur Keuangan Metland (MTLA), Olivia Surodjo, meyakini kenaikan suku bunga BI tersebut belum terdampak langsung dengan kenaikan suku bunga KPR saat ini.
"Kami perkirakan hingga akhir tahun perbankan nasional masih menawarkan bunga KPR yang cukup kompetitif karena perbankan juga memiliki target kredit yang perlu dicapai," kata Olivia.
Menurutnya, perbankan masih memiliki himpunan dana murah yang perlu disalurkan untuk kredit. Terlebih, KPR merupakan kredit konsumer yang cukup aman karena melalui screening yang ketat, sehingga penjualan properti masih bisa terus berjalan.