Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja APBN Jadi Pengganjal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2022

BPS mencatat penyebab berkurangnya konsumsi pemerintah pada kuartal III/2022 karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa melalui APBN.
Suasana pembangunan rel dan infrastruktur kereta api Sulawesi Selatan dalam proses pembangunan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (28/6/2022). /Bisnis-Paulus Tandi Bone
Suasana pembangunan rel dan infrastruktur kereta api Sulawesi Selatan dalam proses pembangunan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Selasa (28/6/2022). /Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah laju pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022, realisasi belanja dalam APBN mengalami kontraksi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan belanja pemerintah minus 2,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.

Kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan satu-satunya komponen PDB dari sisi pengeluaran yang mengalami koreksi adalah belanja pemerintah. Komponen ini berkontribusi 7,57 persen terhadap PDB. 

"Kita bisa melihat bahwa pertumbuhan di seluruh komponen pengeluaran ini menunjukkan pertumbuhan, kecuali di konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi 2,88 persen," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).

Dia menyebut bahwa penyebab berkurangnya konsumsi pemerintah pada kuartal III/2022 di antaranya karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Selain itu, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lainnya yang menjadi pengurang dari belanja pemerintah tidak mampu menolong realisasi konsumsi pemerintah.

Adapun Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,72 persen yoy pada kuartal III/2022. Capaian itu naik dari kinerja kuartal II/2022 yang tumbuh 5,44 persen yoy.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi, dengan porsi mencapai 50,38 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Realisasinya pun naik 5,39 persen yoy.

"Faktor pendorongnya pertama karena adanya dorongan konsumsi rumah tangga, tercermin dari peningkatan mobilitas penduduk kalau dibandingkan dengan kuartal III/2021," kata Margo.

Sementara itu, komponen lainnya yang mencatatkan pertumbuhan antara lain pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 4,96 persen, ekspor yang naik 21,64 persen, dan impor sebagai pengurang dari PDB tumbuh 22,98 persen.

Ekspor, kata Margo, didorong oleh windfall komoditas unggulan seperti batu bara, hasil minyak, dan gas alam. Sementara itu impor didorong oleh kenaikan barang modal dan bahan baku. 

"Diindikasikan kebutuhan tinggi, ini menunjukkan ekonomi kuartal III/2022 juga ada pemulihan yang semakin menguat," kata Margo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper